Sunday, March 9, 2025

Tes Pengendali Mutu Bagi Anak Pondok Kelas 3 SMP

 

tes akhir smp

Tau-tau sudah mau lulus SMP aja ya, Dek... Padahal perjalanan selama 3 tahun ini tentunya tidak bisa dibilang sebentar. Namun seperti biasanya, tahun berganti tahun, tau-tau sudah akan berakhir aja masa-masa sekolahmu di jenjang SMP ini, Nak. 

Masih teringat pertama kali mengantarmu ke pondok pesantren di luar kota. Ada rasa haru yang teramat sangat ketika harus melambaikan tangan saat keluar dari area asramamu. 

Lho kan sudah pernah mondokin Kakak, Bu, kok masih mewek aja?


Masa Awal Melepas Anak ke Pondok

Duh, Moms, rasanya tak ada bedanya ketika harus melepas anak ke pondok, entah itu untuk pertama kali ataupun yang kesekian kali. Kebetulan aja Ibu BocahRenyah cuma punya 2 anak, jadi ya hanya 2 kali mengalami saat-saat mengharukan ini.

Dulu waktu Kakak pertama kali mondok, emang sih meweknya lebih lebay. Bisa sampai berhari-hari gitu. Mana anak perempuan kan yaaa... ikatan batin dengan Ibu berasa lebih kuat. Begitu si Kakak sudah masuk ke dalam asrama, saat menutup pintu mobil hendak perjalanan pulang tangis Ibu sudah pecah begitu saja. Sebenarnya malu sih dilihatin sama si Ayah, tapi cuek aja lah yaaa... Memang saat itu sudah pengin nangis. Daripada ditahan-tahan ntar malah jadi lapar, mendingan dilepaskan saja, ya kan Moms? 

Lalu beberapa hari kemudian, ketika fase mewek-mewek bombay belum kelar, sempat ditegur Ayah untuk tidak usah menangis, ntar anaknya bisa kerasa dan malah tidak kerasan. Mending didoakan saja setiap kali kangen.

Moms... emangnya kaum bapak tau ya perasaan seorang ibu tuh gimana ketika harus jauh dari buah hati? Sudah, ini sudah berdoa, Yah. Tapi aroma bawang di ujung mata masih teramat pedih untuk dihapuskan.

Huuu... Ayah enggak paham betapa teririsnya hati Ibu setiap kali menyuapkan nasi dan lauk yang enak, sedangkan nun jauh di sana, si anak entah makan dengan lauk apa. Hal seperti itu aja udah bisa bikin nangis loh.

Belum lagi ketika kudu beres-beres kamar Kakak. Lihat tempat tidurnya yang kosong, rak bukunya yang seperti melamun kesepian, terus foto-foto di dinding yang menampakkan Kakak dalam aneka pose masa kecil yang menggemaskan, semuanya itu bikin kangen. Mana bisa kan enggak mewek?

Bukan bermaksud meratapi, namun proses dari teringat-ingat anak terus hingga bisa normal kembali itu tak mudah. Butuh ikhtiar yang sungguh-sungguh selama berbulan-bulan. Bahkan mungkin bertahun-tahun ya. Sudah diniatkan untuk menitipkan anak di pondok pesantren, ya beginilah rasanya. Perasaan campur aduk ini harus dihadapi dan diatasi.

Jangan dikira yang sedih cuma anaknya aja, Moms. Orangtua juga mengalami proses 'sapih' yang tidak mudah. Demi masa depan dan harapan mencapai jannah-Nya, ada sebagian orangtua yang memutuskan untuk melalui proses ini. 

Ibu tidak bermaksud membedakan proses mendidik anak di pondok dengan yang lain loh, setiap orangtua kan punya misi masing-masing. Ibu cuma ingin menggambarkan betapa berat proses berpisah dengan anak, yang tadinya sehari-hari bisa dipeluk-peluk, sekarang cuma bisa telpon-telponan via whatsapp video entah berapa minggu sekali, sebisanya anak melakukan video calling via wartel pondok. 


Saat Tes Akhir Semester Tiba

Tau-tau sudah mau ujian akhir ya, Dek. Selama ini Ibu rajin mantengin status whatsapp dari akun resmi sekolahmu. Jadi Ibu tetap tau ada aktivitas apa saja di SMPmu. 

Tanggal 19- 26 Februari yang lalu, keseruan update status WA admin sekolahmu selalu Ibu tunggu-tunggu, Dek. Khusus untuk kelas 3 SMP ada ujian praktik untuk semua mata pelajaran.

Oya, kalau di SMP sekaligus pondok pesantren tempat Adek menuntut ilmu ini, setiap angkatan kelas punya nama yang berbeda. Adek berada di angkatan Madani yang terdiri dari 12 kelas, 5 kelas putra dan 7 kelas putri (semoga tidak salah hitung). 

Setiap hari di tanggal yang sudah Ibu sebutkan di atas, admin akun WA SMP posting beberapa video dari tiap kelas saat mengikuti ujian praktik. Ibu bahagia banget bisa mengikuti jalannya ujian praktik tersebut walaupun hanya potongan-potongan video pendek.


anak pondok ujian akhir smp
Adek dan teman-temannya saat ujian praktik matematika

Seruuu banget ternyata ujian praktiknya. Tampak menyenangkan dan asyik. Misal saat ujian praktik matematika, secara beregu para siswa diminta membuat salah satu bangun bervolume melalui potongan-potongan aneka bentuk yang ada dalam matematika, misal segiempat, segitiga, lingkaran dan lain-lain.

Setelah selesai membuat potongan-potongannya, secara beregu para siswa mempresentasikan hasil karyanya. Dengan ditarik seutas benang, berbagai potong bangun bersegi itu harus bisa menyatu menjadi salah satu bentuk bervolume sesuai penugasan. 

Yang lumayan seru saat pelajaran Bahasa Inggris, masing-masing siswa diminta untuk speech (pidato). Ada siswa yang melakukan ujian praktiknya tidak melalui pidato, namun bernyanyi sembari memetik getir. Waahh... pecah deh pokoknya ujian praktiknya. Keren banget.

Saat ujian praktik selesai, Adek sempat menghubungi Ibu melalui video call. Kepo dooong Ibu, tanya-tanya gimana ujiannya. Saat ditanya tentang uprak Bahasa Inggris, Adek cuma bilang sulit. Hahahaa... ngakak dong Ibu. Tipe pendiam dan pemalu kayak Adek kebayang dong gimana dia pidatonya. Semoga saja meskipun gugup dan malu, nilainya tetap bagus ya, Dek.


tes akhir semester smp

Selepas ujian praktik terbitlah Tes Pengendalian Mutu alias tes akhir semester bagi siswa-siswa angkatan Madani. Tanggal 8-15 Maret 2025 mereka menghadapi tes akhir untuk jenjang SMP. Doa Ayah dan Ibu selalu menyertaimu, Dek, semoga bisa mengerjakan semua soal dengan baik dan lancar, serta mendapatkan hasil terbaik.



Menjaga Semangat Belajar Anak di Pondok

Menghadapi tes akhir semester di pondok pesantren bisa menjadi tantangan tersendiri bagi santri. Jauh dari keluarga dan rutinitas belajar plus mengaji yang padat merayap, terkadang membuat semangat belajar menurun. Sebagai orangtua, kita punya memiliki peran penting dalam menjaga semangat belajar anak agar tetap tinggi loh Moms, terutama menjelang ujian akhir yang penting bagi level pendidikan akademis yang sedang dijalani.

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga semangat belajar anak di pondok pesantren saat menghadapi tes akhir semester yang selama ini Ibu lakukan. Siapa tahu Moms yang lain ada juga yang harus menghadapi situasi seperti ini juga.


1. Berikan Dukungan Emosional

Selalu tanyakan kabar anak, bagaimana persiapan ujian  dan apa yang bisa kita bantu, Moms. Tidak setiap hari bisa terhubung bukan berarti kita tidak bisa menyemangati anak di pondok. Setiap kali anak menelpon, ikuti perkembangan kabar darinya.

Ungkapkan rasa bangga atas usaha dan kerja kerasnya. Berikan kata-kata motivasi dan semangat untuk menghadapi ujian dan hindari memberikan tekanan yang berlebihan. Anak yang belajar di pondok tuh punya kewajiban ganda, Moms. Selain pelajaran sekolah, materi ngajinya sangat banyak dari pagi hingga malam tiba.


2. Dengarkan Keluhan Anak

Biarkan anak mengungkapkan keluh kesah dan kekhawatiran mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan solusi atau saran yang membangun. Sebaiknya jangan dimarahi apabila ada kata-kata anak yang kurang berkenan di hati. Maklumi saja, Moms, anak punya banyak beban yang harus ditanggungnya sendirian ketika jauh dari orangtuanya. 

Apabila anak mengalami kesulitan terkait fasilitas pembelajaran, tanyakan kepadanya apakah butuh dikirimi buku, alat tulis, atau materi belajar tambahan. Jika memungkinkan, kirimkan kebutuhan tersebut atau bantu mereka mendapatkannya.


3. Jalin Komunikasi dengan Pihak Pondok

Jalin komunikasi yang baik dengan guru dan pengasuh di pesantren untuk mengetahui perkembangan belajar anak. Dukung program-program yang diadakan pesantren untuk meningkatkan motivasi belajar santri, seperti bimbingan belajar tambahan atau motivasi dari tokoh inspiratif.


Dengan menerapkan tips-tips di atas, semoga kita sebagai orangtua bisa membantu menjaga semangat belajar anak dalam menghadapi tes akhir semester sembari tetap rajin mengaji ya, Moms. Dukungan dan motivasi dari orangtua sangat berarti bagi anak-anak yang sedang berjuang meraih cita-cita dan masa depan terbaiknya. 

Aamiin.. aamiin... Semoga Allah mudahkan semua ikhtiar ini.

26 comments:

  1. Yang biasanya setiap hari ketemu tiba2 jadi menghilang ya kak...jadi berasa ada sesuatu yg kurang..kalo anak mau mondok gt sebelumnya sdh ada prepare apasaja kak? secara kan setiap hari kita layani trus tb2 semua harus dikerjakan sendiri...

    ReplyDelete
  2. Mbak Uniek, Syawal ini juga Fahmi insyaallah mau ikut testing masuk ponpes modern di Ponorogo. Mohon doa serta restunya nggeh
    Apalagi Fahmi ini anak semata wayang, kemana mana biasa ikut, biasa nempel, selanjutnya nanti (semoga lolos tes lisan dan tulisan ujian masuk ponpes nya) bakalan pisah batu bisa pulang setiap akhir semester. Pasti sedih ya...

    Menjaga semangat belajar anak di pondok ini beneran jadi penambah amunisi untuk saya. Jadi pembelajaran setiap pengalaman dari teman yang sudah memondokkan putra putrinya lebih dahulu

    Sekali lagi, mohon doa restunya untuk Fahmi
    Demikian untuk si kakak dan adek doa terbaik untuk keduanya. Menjadi anak soleh solehah kebanggaan ibu dan ayah... Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah diparingi lancar dan penuh berkah untuk Fahmi, Teh. Semoga ayah ibunya diberikan kekuatan ketika harus berjauhan dengan anak.

      Delete
    2. Aamiin...
      Insyaallah kalau saya dan suami bisa. Yg jadi masalah justru anaknya. Hehehe... Tahu sendiri anak semata wayang, manjanya gak ketulungan. Hehe... Semoga aja di pondok dia bisa benar enar mandiri. Aamiin...

      Delete
  3. Memang kadang waktu tak terasa ya, Mbak. Perasaan baru kemarin melepas kakak mondok. Msih terbayang meloy-nya. Eh, ini sudah kelas tiga smp menjalani tes untuk kelulusan. Keren nih, Mbak Uniek yang terus memantau anak, dan terus memberi motivasi semangat belajar menghadapi ujian.

    ReplyDelete
  4. MAsya Allah semangaat bundaa....jadi ingat dulu pengalaman anak-anak pas mondok. Apalagi saat anak pertama mondok pas SMP aduuh bener banget deh inget terus...telp tiap akhir pekan...harus ditengokin tiap bulan. Mondoknya jauh di Kuningan saya di Sukabumi hehe...mayan bolbal nya pas nengok..jauuh...tapi pas udah sampe langsung seneng soalnya ketemu anak.

    ReplyDelete
  5. Saya nggak pernah ngerasain ngelepas anak ke pondok jadi nggak tahu mau komen apa nih, hehehe.

    ReplyDelete
  6. Tes Pengendali Mutu bagi anak pondok boleh juga menjadi langkah penting dalam memastikan kualitas pendidikan. Ini bisa jadi acuan ortu juga sih untuk mengukur pemahaman dan kesiapan anak menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya. Yang penting orang tua harus bisa membangun omunikasi baik dengan pondok juga anak biar bisa melewtinya dengan baik

    ReplyDelete
  7. Awalnya memang terasa sangat berat ya untuk melepas anak ke pondok, tapi lama-kelamaan mungkin akan terbiasa. Tetangga saya juga banyak banget anaknya yang mondok, awalnya juga seperti itu. Setuju banget dengan tips di atas, misalnya harus intens menjagamu komunikasi dengan pihak pondok. Very nice sharing 👍👍

    ReplyDelete
  8. Di madrasah tempat saya mengajar juga sama, sedang diadakan proses ujian kelas akhir, di sini istilahnya asesmen akhir setelah sebelumnya mereka uji kompetensi terlebih dahulu atau disebut juga ujian praktek, ya.

    Mudah-mudahan semua anak-anak yang sedang menjalani proses ujian akhir di sekolah atau madrasah masing-masing dapat berjalan dengan lancar dan bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Aamiin

    ReplyDelete
  9. Aku pernah sekolah di pondok pesantren. Kebayang sih gimana padatnya kegiatan pondok tuh. Soalnya, aku juga mengalami. Mana sekolah umumnya, nanti ngaji kitab di pesantren, belum sekolah diniyahnya. Berasa kayak nggak punya waktu buat nggak kerasan sih kalau sudah aktif kegiatan.

    ReplyDelete
  10. masyallah...aku fokus di part perasaan ibu melepaskan anaknya ke pondok. semewek itu ya..hiks...3 tahun lagi anak sulungku juga akan mondok...semoga emaknya bisa mempersiapkan rasa dengan baik

    ReplyDelete
  11. Seneng bgt ngelihat perkembangan anak sejak kecil. Bahkan sempat sedih ketika si kecil masuk pondok. Aku dulu soalnya ga pernah masuk pondok meski sekeliling rumah penuh dengan pondok. Tp si kecil malah pengen masuk pondok dengan sendirinya.

    Aku sih seneng aja krn lingkungan pondok cenderung aman meski ada aja oknum santri yg melakukan bully. Tp kan ga smua pondok kyk gt.

    Smg si kecil betah ya kak di pondok. Dan bs menjadi anak yg sholeh dan membahagiakan orgtua.

    ReplyDelete
  12. Wah makin percaya saya, pengorbanan orang tua melepas anak ke Pesantren berat juga ya. Karena berpisah dengan anak tentu tidak mudah. Tapi karena demi pendidikan, orang tua berbesar hati untuk mengalahkan rasa sedih, khawatir, dan sebagainya. Dulu sodara saya juga gitu, nangis pas nganter anaknya ke pondok.

    ReplyDelete
  13. Rasanya sedih ya mba walau berpisah untuk kebaikan anak. Semoga sehat selalu anak-anak ya dan sukses tes nya

    ReplyDelete
  14. Keren nih ada tes pengendalian mutu, jadi makin gereget lagi peserta didiknya.
    Salut dengan Kak Uniek dan para orangtua lainnya yang melepas anak²nya untuk mondok sehingga menjadi insan yang berakhlakul karimah, inshaAllah.

    ReplyDelete
  15. MashaAllaa~
    memang bonding yang terbangun antara Ibu dan Anak ini memang gak bisa digantikan oleh apapun.
    Meski terpisah jarak, namun jadi sama-sama memahami bahwa kebutuhan anak memang didengar. Rasanyaa adeemm banget bacanya ka Un..

    Btw,
    Meskipun panggilannya "Adek" tapi kini uda akan beranjak SMA yaa.. mashaAllaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahaa iya Tante Lendy, di blog ini tokoh utamanya nya hanya Adek dan Kakak. Sampai nanti sudah menikah pun mungkin klo masih ada usia nulis di blog ini, panggilnya tetap Adek kalik yaaa :))

      Delete
    2. Samma. Anakku ya cuma 2. Sampai mereka udah menikah manggilnya tetap Mas dan Dek...
      Engga punya pengalaman anak-anak mondok. Tapi pernah kerja di LN.
      Mungkin sama kalik ya perasaannya melepas anak pergi dari rumah. Malah engga bisa nengok...Tinggal berdoa, selamat di tempat baru dan pulang sehat selamat.

      Delete
  16. ibu-ibu pastinya memang akan lebih mewek ya mbak saat harus terpisah dari anaknya. jadi ingat aku juga pernah nangis-nangis karena anak laki-lakiku mau nginap di rumah ibu asuhnya katanya. nggak tahu nih kalau misal nanti anak-anakku masuk pesantren atau asrama gitu kayaknya bakal sedih banget yaa

    ReplyDelete
  17. Wah, aku baru tahu ini
    Pas banget, aku juga lagi mikir mikir lanjutin si kakak ke ponpes
    Ini jadi insight buat aku
    Makasih ya mbak

    ReplyDelete
  18. Mondok dimana bu? Pernah ada kasus bullying gak bu, dipondoknya. Pingin juga anak-anak smp sma mondok, tapi yg bikin was2 itu, kasus bullying.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di pondok maupun di sekolah biasa, bullying selalu ada, Bu. Kita upayakan saja komunikasi yang intens dengan pihak sekolah untuk mencegah dan mengatasinya.

      Alhamdulillah, di pondok tempat anak saya nyantri

      Delete
  19. Kadang melepas anak ke pondok ini malah mamanya yang nggak tegaan ya, anaknya sih insyaallah kalau sudah masuk pondok malah betah banget karena banyak teman dan jadwal belajarnya padat

    ReplyDelete