Boleh nggak sih anak dijadikan bahan untuk pembuatan konten? Misal untuk bahan tulisan ataupun video gitu.
Pas banget deh kayaknya kalau saat ini kita bahas topik ini. Pas dengan blog yang digunakan untuk menulis. Blog BocahRenyah ini kan memang blog untuk membahas berbagai hal terkait dengan parenting. Salah satunya ya menceritakan kisah dua tokoh utama dalam blog ini, Kakak dan Adek, dua bersaudara BocahRenyah.
Ibu memulai blog ini di saat Kakak dan Adek sudah besar. Sudah usia sekolah SD gitu deh si Adek saat Ibu membuat blog baru dengan tema khusus parenting. Sebenarnya sih tidak untuk menulis yang terlalu teoritis atau memilih salah satu gaya parenting tertentu. Semula blog ini dibuat untuk catatan kehidupan anak yang sudah menjelang masuk usia remaja.
Ibu BocahRenyah belum terlalu lama ngeblog sih, jadi saat mau bikin blog khusus untuk anak, bingung juga tuh. Kalau mama yang lain kan mendokumentasikan tumbuh kembang anaknya mulai dari mereka lahir, belajar merangkak, belajar berjalan, hingga kemudian saat-saat pertama masuk sekolah. Nah, giliran BocahRenyah mau dibuatin blog, Ibu harus nulis apa dong, mereka kan udah gede-gede.
Padahal tema parenting kan tidak hanya khusus untuk orangtua yang masih memiliki bayi dan balita, kan? Anak remaja juga bisa dicatat perjalanan kisahnya. Siapa tahu salah satu yang membaca blog ini punya kesamaan dengan apa yang dihadapi BocahRenyah, lalu memberikan pendapat di sini dan bisa diterapkan pemikirannya, lumayan kaaann...
Pentingkah Membuat Blog Anak
Seberapa perlunya sih membuat blog untuk anak-anak kita, Mom? Apakah sedemikian pentingnya hingga harus mencatat semua hal tentang anak di dalam blog?
Penting nggak penting itu bukan tema utama ketika niat untuk membuat blog anak itu muncul. Dorongan untuk mendokumentasikan sesuatu dimiliki hampir semua orang. Hanya saja medianya berbeda-beda. Ada yang suka memotret anak-anaknya ketika melakukan berbagai kegiatan, mulai dari aktivitas harian hingga kegiatan di sekolah. Potret yang suatu saat nanti akan jadi bahan cerita ketika si anak telah dewasa.
Foto-foto itupun lalu diunggah di media sosial agar bisa tersimpan secara rapi. Hanya saja ketika mengunggah sesuatu secara online, orangtua sudah harus paham dengan resiko yang mungkin dihadapi. Sebisa mungkin hindari resiko yang membahayakan bagi anak-anak.
Baca dulu : Posting Foto Anak di Media Sosial
Bagi orang yang gemar menulis, selain mendokumentasikan tumbuh kembang anak melalui foto, menuliskannya di dalam blog pribadi juga menyenangkan loh. Hal ini Ibu rasakan amat melegakan hati ketika bisa menulis apa saja tentang Kakak dan Adek. Salah satu hal yang perlu diingat, jangan lupa minta ijin anak dulu misal hendak menuliskan tentang sesuatu tentang mereka.
Apalagi Kakak dan Adek sudah remaja nih, malah sudah jadi anak kuliahan. Sudah tidak masuk kategori anak-anak lagi sebenarnya, tapi kan tetap saja mereka berdua anaknya Ibu kaaann...
Siapa tahu nih ada mama dan papa lainnya yang sedang mencari referensi tentang kehidupan anak remaja, terus menemukan salah satu tulisan di blog ini. Pernah loh ada yang sampai menanyakan via email tentang tempat latihan panjat tebing gara-gara Ibu posting tulisan Adek sedang melakukan aktivitas ini. Tulisannya udah lama bangeeeett padahal, sudah bertahun-tahun yang lalu. Adek latihan panjat tebing tuh saat dia kelas 3 SD kalau tidak salah.
Makin berumur, makin banyak yang terlupakan. Begitulah yang Ibu rasakan. Kalau semuanya hanya diingat-ingat saja, bisa jadi kisah istimewa yang dialami oleh Kakak dan Adek akan terlupakan begitu saja. Oleh sebab itu, bagi Ibu BocahRenyah, membuat blog anak ini penting sekali.
Seberapapun usia si anak, selama orangtua masih ingin mencatat beraneka hal terkait perjalanan hidup buah hatinya, sah-sah aja loh bikin blog anak seperti ini. Tak perlu terlalu memusingkan hal-hal yang teknis, yang penting menulis saja dulu.
Nah, ntar kalau sudah ketemu ritme menulisnya dan memiliki cukup waktu dan keteguhan hati untuk belajar hal-hal lain seperti SEO dan perencanaan menulis secara detail, silakan aja. Bagi yang merasa masih cupu dalam hal menulis, ga usah khawatir deehhh... Yang saat ini sudah pada pinter menulis itu tentu punya tulisan awal-awal yang tak seindah tulisannya saat ini.
Semua orang bisa menulis. Semua orang bisa ngeblog agar bisa membuat blog anak. Menulis itu bukan bakat, namun keahlian yang perlu dilatih. Bagi Moms & Dads yang ingin bisa menulis di blog, hayuuk aja bikin tulisan dulu. Menggunakan blog gratisan seperti blogger.com dan wordpress.com tidak masalah kok.
Jika masih kurang pede dengan tulisan pertama, kedua dan ketiga, segera buat tulisan keempat, kelima, keenam dan seterusnya. Lama-lama akan menemukan sendiri gaya menulis yang paling disukai. Perbanyak referensi dengan membaca blog lain yang sejenis agar makin memperkaya diksi dan mencari keunikan gaya menulis diri kita sendiri.
Buat mama dan papa yang sudah ngeblog, punya blog khusus untuk anak-anaknya kah?
Setuju sih kadang merasa perlu menulis momen penting tentang anak, bukan sebagai dokumentasi tapi sebagai pelajaran juga buat orang lain. Dari pada materi teoritis parenting, orang lebih membutuhkan pengalaman langsung tentang pengasuhan memang. Terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteMba Un,
ReplyDeleteAku tidak punya blog khusus untuk anak, namun aku sering berbagi pengalaman Yasmin, putri semata wayangku.
Idem dengan Mba Un, Insya Allah, biasanya aku juga selalu izin kalau mau posting tulisan atau foto, apalagi sejak doi menginjak usia remaja, semakin kritis juga.
Btw,
Aku lagi berusaha membuat tulisan berdasarkan tulisan yang paling dicari versi Google Search Console, karena viewnya tuh organik, berdasarkan kata kunci di mesin pencari.
Aku blum bikin yg bener2 khusus utk anak, mbaaaa
ReplyDeleteSebenernya aku encourage anakku buat blogging juga siikk, tapi dese blm tunjukkan minat 😁😂
malah main blogku isinya tentang tumbuh kembang anak.
ReplyDeletesenang menceritakan pengalaman hamil, melahirkan, juga lika-liku mengasuh anak tiap tahap usianya. Semoga aja para pembaca mendapat manfaat karena orang tua enggak ada sekolah formalnya. Jadi salah satu belajarnya lewat baca pengalaman orang lain.
Wah, menarik juga ya. Kalau posting foto anak beserta caption di Instagram spacenya terbatas, tapi kalau nulis di blog tentu lebih banyak hal-hal yang bisa diekplor. Namun, tetap yang ditulis hal-hal baik aja ya Mba, menjaga privasi anak juga :D
ReplyDeleteAku juga ada blog khusus parenting. Niatnya memang buat cerita tentang kehidupan anak, bukan ke teori karena kalau bahasa teori masih belajar juga. Cuma kaya hal-hal sederhana saja yang penting tidak melanggar privasi anak.
ReplyDeleteSetuju sekali menuliskan tentang anak - anak juga menjadi salah satu sarana menyimpan kenangan, bisa kita buka dan baca kapanpun kita rindu waktu itu yang sudah terlewati dan tidak bisa diputar kembali, bisa juga menjadi cerita masa kecil ketika anak - anak sudah dewasa kelak.
ReplyDeleteAnakku juga punya blog, sejak usia TK malah saya buatkan blog. Dulu dia yang cerita kemudian saya yang tuliskan, tapi sekarang sudah dia nulis sendiri soalnya sudah SMP, hehe
ReplyDeleteWaktu FB masih ada fitur catatan, saya sering buat tulisan anak dan upload hasil karya anak di sana. Di akun FB anak maksudnya. Tapi setelah fitur notes itu ditiadakan, gak lagi deh. Pernah kepikiran sih buat blog ini anak, tapi ternyata anaknya malah gak suka nulis. Baca aja malas sekarang. Udah deh gak kepikiran lagi hehehe ...
ReplyDeletebener yah, aku juga pengen nih nanti kalau diberikan rezeki anak, mau aku buatkan blog buat anak-anakku. Mencatat dan merekam perjalanan mereka, kalau dulu mamahku katanya nulis di buku diary nya beliau gitu hihi
ReplyDeleteKalau dulu aku tuh mulai blog pas kuliah karena biasanya isinya tentang daily activity dan suka bikin mix and match baju kuliah gitu. Aku setuju banget nih lebih sering menulis dapat membantu kita dalam memperkaya kosakata juga.
ReplyDeleteIya nyesel juga kenapa nggak bikin blog khusus anak kayak Bocah Renyah dari dulu jadi dokumentasi berharga banget yang bisa dibaca mereka saat dewasa hihi bisa jadi inspirasi juga untuk pembaca yang berkunjung ke blog ya..
ReplyDeleteBlog buat anak-anak itu aku masukkan di blog utama sih mbak soalnya kan aku memang lebih sering menulis tentang Parenting di blog utama aku cuma ya memang masih campur sama tema lainnya tapi paling tidak aku kerucutkan beberapa tema sehingga jadi tema yang aku tulis itu sedikit aja di blog pertama
ReplyDeletebelum kepikiran aku mba buat bikin blog anak, tapi menarik sih, supaya anakku terbiasa untuk menulis gitu ya sekalian melatih dia dalam membuat makalah
ReplyDeleteAku dari dulu kepikiran buat bikin blog khusus anak kalau memang sudah ada. Lumayan kan buat kenang-kenangan. Tapi ya tunggu realisasi nanti. Sekarang pasangan aja belum ada, ckckck
ReplyDeleteSejak awal niatan saya memang menjadikan blog sebagai catatan harian anak. Makanya saya menulis ya menulis aja. Gak terlalu berteori ttg kepenulisan yang harus begini-begitu. Paling yang selalu saya pegang adalah gak semua hal harus diceritain di blog. Jaga perasaan orang lain, termasuk perasaan anak sendiri yang selalu diceritakan di blog
ReplyDeleteAku udah lama nggak nulis tentang anak-anak mbak. Dulu bikin blog awalnya emang buat mendokumentasikan tumbuh kembang anak-anak, makin besar anak-anak malah tulisan tentang mereka makin sedikit.
ReplyDeleteJadi portofolio ya, kak Uniek..
ReplyDeleteRasanya gak lama kita jadi orangtua. Tiba-tiba anak-anak uda gede dan mandiri, mashaAllah~
Konten terkait anak semoga bisa menjadi pelajaran bagi orangtua agar bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan.
wah menarik nih idenya mb Un, sebagai dokumentasi untuk foto2 anak juga ya mb Un kalau punya blog khusus anak
ReplyDeleteIya,aku Uda bikin blog anak
ReplyDeleteKhusus tentang perjalanan membersamai anak anak
Buat rekam jejak dan portofolio juga
Akuu punyaa maak...aq buatin blog anak yg gratisan tapi lama ga diupdate. Si kakak aku suruh update nulis apa aja sapa tau kelak blognya ramee DA PA nya dan bs monet pas kuliah kan hehehehe
ReplyDeleteBlog yang bisa menjadi tempat kita menceritakan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak penting dibuat. Sayang banget lah kita nggak bisa menuliskan semua perkembangan itu, karena kelak bisa jadi memories yang sangat berharga
ReplyDeleteNah iya udah terlewat ya Mba masanya dokumentasiin tumbuh kembang anak. Memang lebih senang menuliskan pengalaman bersama anak ya. Jadi keidean buat bikin blog bareng anak. Suatu saat ketika dewasa dia baca dan inget kenangan masa kecilnya.
ReplyDeleteAku dulu mendokumentasikan kelahiran Maxy sampai Maxy bayi di semacam sub blog gtu. Jd dulu ada maxy dot keluargahamsa dot com.
ReplyDeleteBuat healing dan nyatet tumbuh kembangnya yang agak bikin depresi. Mulai susah nyusuin sampai hal2 yang menggembirakan kyk pertama jalan dll.
Tp sekarang kuputuskan take down aja buat kenang2an pribadi :D
Kalaupun ada yg ditulis ulang aku gak nyebut itu kasus MAxy, cuma buat pengetahuan aja.
Pas zaman anak kedua wes ra kepikiran dokumentasiin, wes ribet karepe dewe ngasuh dua bocil wkwkwk. Walau ada satu dua tulisan ttgnya saat bayi.
Layaknya buat kita, menulis blog pastinya akan bagus juga buat anak. Bisa mengurangi stres dan meningkatkan skill. Dan jelas, kalo serius, lama-lama bisa jadi lahan untuk produktif ya. Huhu anak gadisku dulu suka nulis blog. Tapi makin besar, apalagi sejak SMP, makin berkurang deh. Blognya yang dulu dianggurin begitu saja. Makin jarang juga ya kayaknya anak-anak zaman now yang ngeblog. Mereka banyaknya lebih suka media sosial.
ReplyDeleteAku bikin juga sih blog parenting. Tadinya untuk dokumentasi kegiatan anak-anak tapi akhirnya gak semua dishare ya, hanya yang dibutuhkan pembaca aja dan tetap jaga privacy anak.
ReplyDelete