Laman

Sunday, December 25, 2022

Posting Foto Anak di Media Sosial

 

Saat memandang foto-foto anak kita, pernah terbersit rasa melow gitu gak sih, Mom? Ada rasa haru, bahagia, dan lebih seringnya merasa takjub. Amaze dengan pertumbuhan mereka, tak percaya bahwa kita telah dikaruniai harta seberharga mereka, lengkap dengan bumbu lelah, sedih sekaligus tangis bahagia.

Terkadang orang memandang para orangtua yang hobi upload foto anak-anaknya sebagai sesuatu yang lebay. Bisa juga dipandang melanggar privasi si bocah, yang semestinya tidak boleh dilihat orang lain, eh ini malah dipamer-pamerin. 

Jujur saja, Ibu BocahRenyah pun sering melakukan hal ini. Asalkan ada foto gemes Kakak atau Adek langsung saja deh upload. Dulu awal mula menggunakan Facebook di tahun 2010-an, Ibu rajin banget dong posting foto masa kecil BocahRenyah. 




Kedua foto masa kecil BocahRenyah ini beberapa kali muncul di history akun medsos milik Ibu. File aslinya entah sudah di mana. Ibu beberapa kali kehilangan file, ada yang gara-gara hardisk komputer rusak, ada juga yang tercecer menyimpannya. Jaman dulu belum kepikiran untuk mengunggahnya di penyimpanan online seperti Cloud misalnya. 

Gemesin yaaa foto Kakak dan Adek tadi. Sampai sekarang Ibu masih takjub loh sudah secepat ini mereka berdua tumbuh besar. Tau-tau udah remaja aja.

Di luar niat kita untuk mengabadikan masa-masa tumbuh kembang anak melalui postingan media sosial, ternyata ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh orangtua.



Pikirkan 5 Hal Ini Sebelum Posting Foto Anak di Media Sosial


1. Mengapa posting foto anak?

Sebelum upload foto anak di media sosial, tentukan dulu ya Mom alasan kita posting foto tersebut. Apakah sekadar iseng saja, ingin menjadikan media sosial sebagai rekam jejak tumbuh kembang anak, atau ingin berbagi informasi terkait hal-hal spesifik yang dialami anak kita melalui media sosial.

Kita harus memiliki alasan yang bagus sebelum mempostingnya, Mom. Tolong diingat-ingat, sekali kita sudah mengunggah foto secara online, tak ada jaminan foto tersebut terlindungi, meskipun sudah kita setting private sekalipun. 



2. Ingin foto itu dishare oleh orang lain?

Tentunya kita tak mau foto anak-anak kita dijadikan bahan lelucon oleh orang lain di media sosial kan, Mom? Sebaiknya kita mencoba memposisikan diri sebagai anak kita, gimana rasanya ketika foto awful-nya muncul di media sosial. 

Kondisi anak yang sedang tidak oke, misal sedang sakit atau sedang menangis, tentunya akan terlihat kurang bagus saat difoto. Coba deh gimana rasanya bagi pemegang semboyan "pantang pergi sebelum alis jadi" ketika foto yang alisnya belum on set terunggah di medsos? Iiihh kesel pastinya ya, Mom.

Sebaiknya sebelum posting sesuatu tentang anak, kita bisa memposisikan diri kita sebagai anak. Misal anak masih kecil dan belum bisa ditanya boleh atau tidak fotonya diposting, tetap pertimbangkan hal ini, Mom. 



3. Apa resiko yang akan muncul?

Kadang kala orang tua tak sengaja memotret kejadian yang memperlihatkan postur atau bagian tubuh anak secara jelas. Contohnya saat anak sedang berenang atau sedang mandi. Walaupun anak masih kecil, bukanlah hal yang bijak untuk memposting hal-hal yang memuat identitas atau informasi detil anak, apalagi terkait dengan tubuhnya. 

Ingat ya, Mom, kejahatan dunia maya sudah semakin banyak terjadi. Jangan sampai foto-foto anak kita nantinya dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk hal-hal yang tidak semestinya.



4. Siapa saja yang boleh melihat?

Pengaturan media sosial bisa disesuaikan dengan kebijakan pribadi yang kita tentukan sendiri, Mom. Sebaiknya kita bisa memilah-milah siapa saja orang yang boleh melihat foto anak kita. 

Bisa saja sih kejadian ada orang yang satu circle di media sosial kita menyimpan foto anak yang telah diunggah. Namun tidak ada salahnya kita melakukan pengaturan privasi akun media sosial. Hal ini bertujuan agar foto anak hanya bisa dilihat oleh keluarga atau orang-orang yang kita kenal saja.


 

5. Tepatkah untuk dijadikan rekam digital anak?

Biasanya orangtua akan posting foto-foto anak yang menampilkan prestasi, keceriaan, ataupun progress tumbuh kembang anak. Foto seperti ini tentunya membanggakan dan membahagiakan. Bisa juga menjadi inspirasi bagi orangtua lain yang mengalami hal yang sama dengan apa yang kita unggah di media sosial tersebut.

Meskipun hal tersebut tidak memalukan atau tidak merugikan kita, pikirkan juga ya Mom apakah hal ini baik untuk rekam digital anak kita. Postingan digital tuh tidak akan benar-benar hilang meskipun kita telah menghapusnya. 

Rekam digital ini akan melekat pada anak kita, bahkan hingga nanti dia beranjak remaja dan dewasa. Penelusuran jejak digital bisa dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Semisal nih nantinya ketika anak kita henak melamar pekerjaan, bisa saja perusahaan mencoba mencari sisi lain dari kandidatnya dari rekam digital yang ada.



Setelah mempertimbangkan kelima hal di atas tadi, gimana nih sebaiknya, Mom? Tetap posting foto anak atau tidak?

Kalau pendapat pribadi Ibu BocahRenyah sih tak masalah tetap posting foto anak. Namun perlu tetapkan aturan untuk  melindungi identitas anak kita meskipun fotonya telah diunggah di media sosial. 

Hindari penyebutan nama lengkap, alamat tempat tinggal, ataupun lokasi sekolah anak demi keamanan. Kita tetap bisa posting foto yang menarik terkait aktivitas anak tanpa perlu membeberkan data-data pribadi tersebut.




------------------------

Bahan bacaan:
  • https://www.ruangguru.com/blog/sharenting-posting-foto-anak-di-media-sosial.-bolehkah
  • https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/sarrah-ulfah/bahaya-mengerikan-dari-mengunggah-foto-anak-di-media-sosial
  • https://www.parenting.co.id/keluarga/hati-hati-jangan-posting-12-foto-anak-ini-di-medsos




28 comments:

  1. Posting foto anak sebenarnya hanya ingin mengabadikan potret itu, menjadikannya rekam jejak digital, untuk mengurangi risiko kehilangan foto anak, saat besar pastinya anak juga akan bangga kalau fotonya terpajang di medsos orang tua. Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. posting foto anak anak bisa itung itung ngesave memory juga nantinya ya sebenernyaa, soalnya kalo disimpen di galery hape takutnya hapenya rusak malah jadi hilang hihi

    ReplyDelete
  3. Posting foto anak harus selektif juga ya, agar anak tak menangis nantinya saat lihat rekam jejak digitalnya

    ReplyDelete
  4. Walau daku masih single dan punya keponakan masih bocah, tetep gak mau posting wajah mereka di medsos. Padahal suka ada job yg boleh posting dgn keponakan, tapi gak ingin aja wajah merek terekspose

    ReplyDelete
  5. Kalo aku masih posting foto mereka cuma difilter lagi mana yang aman utk diupload dan mana yg gak. Semoga kedepannya bisa mengurangi sih

    ReplyDelete
  6. Dulu aku suka banget posting foto anak karena memory gak muat, ada yang disetting global dan privasi hanya kita yg lihat. Soalnya pernah menyesal, sempat kehilangan moment bagus, alhamdulillah pas liat lagi di sosmed wah tersimpan rapi

    ReplyDelete
  7. Aku akhir-akhir ini sering foto ponakan karena lagi lucu-lucunya.Tapi sambil selektif juga pilih-pilih fotonya juga

    ReplyDelete
  8. PR banget nih soal post foto anak. Jadi paling ngakalinnya ya di story aja supaya 24 jam udah hilang. Sambil berharap ga ada yg ngescreenshot

    ReplyDelete
  9. Idem mbak. Aku juga share aja sih. Mempertimbangkan beberapa hal di atas. Biasanya harus ada muatan positif. Karena medsos kan sifatnya umum dan terbuka. Tapi gak terlalu sering juga sih.

    ReplyDelete
  10. Nah gitu lah mbaaaa resiko di zaman digital ya

    Di satu sisi, pingin bgt bs record memories, tapi ya rasa kuatir pastinya ada..
    Wis kembali pd kesepakatan ortu dan anak ya

    ReplyDelete
  11. Semuanya kembali pada kita kan ya, Mbak. Boleh saja memposting foto anak etapi harus waspada juga yang namanya media sosial itu kaya apa sih gitu ya, Mbak. Dulu saya seneng sekali menggugah foto anak² sekarang memang berkurang demi kenyamanan bersama tentu saja

    ReplyDelete
  12. Saya jarang mengunggah foto anak sih, beberapa saya simpan di drive, tapi ya gitu ga semuanya, kadang lupa upload juga dan ada yang hilang hiks

    ReplyDelete
  13. Belum nikah sm punya anak sih, tapi saya paham betul soal posting2 foto ini. Dulu waktu sepupu sy masih balita sy sering banget posting foto dia di medsos, sampai2 sy buat akun instagram khusus untuk dia. Tapi, lama kelamaan sy ngerasa risih, wajah dia dishare banget dan banyak yg lihat. Kasihan sama privasi dia. Jadinya sy hapus semua foto2 adik sepupu sy itu dan hapus akun media sosial yg sy buat.

    Paling kalau mau posting jg nanti cuma posting kegiatannya aja tanpa nunjukin wajahnya, kaya yg dilakuin artis Raissa hehehe

    ReplyDelete
  14. Pas baru menikah dan punya anak, rasanya aku sering sekali share foto dengan caption minimalis. Karena begitulah dulu trennya. Hehhe, sekarang anak-anak uda pra-remaja, rasanya jadi sungkan mau posting foto. Plus kaya Akunya uda kurang motivasi buat nulis caption.

    Akhirnya dokumentasi keluarga hanya di publish kalau sedang ada konten berbayar.

    ReplyDelete
  15. Kalau kita mau mengunggah hal-hal pribadi di medsos memang harus lebih hati-hati ya, Kak.

    ReplyDelete
  16. Tetap ada positif negatifnya ya. Harus selektif dan memakai aturan yang jelas misalnya terkait aurat anak dan membuat privasi ya

    ReplyDelete
  17. Kebetulan saya belum ada anak, tapi hal seperti ini akan menjadi perhatian saya suatu saat nanti. Mungkin lebih menahan diri untuk tidak banyak sharing foto anak. Sesekali boleh itu pun hanya untuk kalangan terbatas saja.

    ReplyDelete
  18. memposting foto anak ini sebenarnya pilihan setiap orang tua ya, mbak. ada yang suka memposting karena ingin menjadikan rekam jejak ada juga yang memilih tidak memposting atau jarang posting foto anak dengan alasan privasi.

    ReplyDelete
  19. Bener mbaa, aku juga sebelum posting kira kira dulu nih tujuannya apa, anak kalo diposting dan jadi jejak digital besok dia akan malu apa gak, dan lain2..

    ReplyDelete
  20. Setuju. Yg penting bijak dalam memposting informasinya ya. Menghindari sosial media jaman sekarang jelas tidak mungkin. Tapi bukan berarti kita maniak juga. Karena dari sana celah kejahatan bisa juga muncul.

    ReplyDelete
  21. Mungkin banyak yang posting foto anak untuk berbagi kebahagiaan saja tapi aku sih tipe yg lebih ke males posting sesuatu, ngerasa lebih menikmati momen kalau demikian

    ReplyDelete
  22. setting pribadi mbak ya, saya juga gitu, sampai punya beberapa medsos untuk mana yang di sett public dan mana yang hanya keluarga terdekat kita agar nggak timbul masalah ke depannya

    ReplyDelete
  23. Jadi punya insight tambahan tentang permasalahan posting foto anak di sosial media

    ReplyDelete
  24. Posting foto anak memang perlu berbagai pertimbangan ya, karena akan membuat wajah anak kita ada di medsos. Dan bisa jadi disalahgunakan oleh orang lain.

    ReplyDelete
  25. Saya termasuk yang sering bolak balik mikir Mbak ketika ingin posting foto. Semakin tahu seluk beluk dunia maya dan internet, rasanya jadi semakin harus hati-hati untuk posting-posting foto, entah sekadar sharing, info, atau lainnya. Kadang bahkan cenderung paranoid hehehe.

    ReplyDelete
  26. Niatnya foto pengen nyimpen kenangan bareng anak di momen spesial aja. Nyimpen di galeri kepenuhan, akhirnya mau nggak mau dihapus dehm Cuman nggak perlu berlebihan sih, nggak harus setiap hari posting ke medsos. Jangan kasih data pribadi kaya alamat rumah, alamat sekolah. Ini bahaya juga sih kalau ada yang punya niat buruk

    ReplyDelete
  27. Agak susah juga kalau g posting, secara anak anak sering jadi model buat kerjaan ibunya, haha
    Kalau aku posting sewajarnya dan seperlunya

    ReplyDelete
  28. Mereka yang posting anaknya di medsos punya kebanggaan karena baginya medsos adalah tempat menyimpan memori kebahagiaan.

    Nah sedangkan mereka yang tidak memposting anaknya di medsos bisa jadi punya pertimbangan soal privasi mungkin.

    ReplyDelete