Laman

Sunday, November 20, 2022

Sibling Rivalry


sibling rivalry penyebab dan cara mengatasinya

Sibling rivalry merupakan persaingan antar saudara kandung. Bentuk persaingan ini bisa dalam wujud pertikaian secara verbal, fisik, ataupun kecemburuan yang ditampakkan dalam sikap sehari-hari.

Bagi Moms & Dads yang memiliki lebih dari satu anak, pernahkah mengalami hal ini?

Saat ini kedua BocahRenyah sudah beranjak remaja, sudah tak ada lagi ekspresi kecemburuan yang ditunjukkan secara frontal. Bisa jadi mereka sudah memahami bahwa kedua orangtuanya tak pernah membeda-bedakan. Masing-masing pernah ditegur, pernah dipuji, pernah diberi hadiah ataupun mendapat hukuman.



Penyebab Sibling Rivalry


Ada sebagian orangtua yang menyematkan tanggung jawab cukup besar kepada si anak pertama, bahkan ketika dia masih kecil. Pernah kan lihat seorang ayah atau ibu yang berkata seperti ini, "Jadi kakak tuh harus menjaga adiknya, harus sayang, harus melindungi, tidak boleh nakal pada adik."

Tentu saja tak ada yang salah dengan hal di atas. Rata-rata seorang kakak akan melakukan hal-hal baik tersebut untuk adik-adiknya. Hanya saja kadang orangtua lupa, seorang kakak pun menginginkan hal yang sama dilakukan oleh adik-adik untuk dirinya. 

Apa salah seorang anak sulung sehingga wajib menjaga adik-adiknya? Siapa sih yang ingin dilahirkan sebagai anak pertama?

Bisa jadi ketika frustrasi, si sulung akan berpikir seperti tadi. Merasa dunia tidak adil padanya karena dia harus melakukan ini itu untuk adiknya.  

Dari beberapa aspek yang mendasari munculnya sibling rivalry tadi, ada 2 penyebab utama yang memicunya yaitu:
  1. Faktor dari dalam diri si anak. Masing-masing usia dalam tahapan tumbuh kembang akan menimbulkan perubahan pada diri anak. Pada periode tertentu anak memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihargai keberadaannya. Kemunculan rasa untuk bisa mengalahkan saudaranya pun tak terhindari.

  2. Faktor dari luar diri anak. Kondisi keluarga bisa sangat mempengaruhi munculnya persaingan antar saudara kandung. Sikap orangtua kepada anak juga bisa menjadi timbulnya kecemburuan dan persaingan antar saudara kandung. 


Mengatasi Sibling Rivalry dalam Keluarga


Rasanya seperti belum lama punya anak kicik ketika Ibu BocahRenyah menyadari saat ini Kakak dan Adek udah berubah menjadi remaja. Kakak sudah masuk kuliah dan Adek saat ini kelas 1 SMP. 

Masih teringat-ingat bagaimana dulu serunya masa kecil mereka. Tak ada hari tanpa cekcok gitu deh ibaratnya hehehee....

Jarak usia Kakak dan Adek terpaut hampir 6 tahun, jadi sebenarnya sang kakak sudah siap memiliki adik ketika akhirnya Ibu melahirkan anak kedua. Sejak kehamilan adiknya, Kakak sudah diberikan pengertian akan hadirnya anggota keluarga baru. Kakak tampak bahagia saat itu menantikan kehadiran adiknya. Lima tahun jadi anak kecil sendiri di dalam rumah mungkin membuatnya kesepian.

Ibu masih ingat bagaimana ekspresi Kakak di hari pertama kehadiran adiknya. Kakak tampak takjub, mengamati bayi bertubuh besar dengan berat 4 kg yang ada di dalam box. Disentuh-sentuh dengan hati-hati, dipandang dengan penasaran. Kicauan Kakak pun tak henti-henti menyatakan betapa senangnya punya adik bayi dan ingin adiknya segera dibawa pulang ke rumah dari klinik saat itu.

Ibu tidak pernah membebani Kakak yang saat itu berusia 6 tahun untuk melakukan ini itu terkait perawatan Adek. Paling-paling minta tolong ambilkan botol susu atau mengambilkan popok saja. Masa-masa yang menyenangkan tuh ketika Kakak mengajak Adek bercanda. Diajak bicara meskipun jawaban Adek dalam bahasa planet entahlah. 😀

Tantangan untuk mengatasi sibling rivalry justru terjadi ketika Adek sudah bisa berjalan dan menyadari bahwa dirinya adalah pusat perhatian keluarga. Segala maunya ingin dituruti. Tentu saja hal ini bikin gemas sang kakak. Tak jarang Adek digodain sampai jerit-jerit dan melakukan tindakan agresif. Kalau sudah gitu pasti Kakak senang sekali dan langsung lari meninggalkan Adek. Phewww...




Nemu foto di atas di galeri facebook yang pernah Ibu unggah bertahun-tahun lalu. Foto yang terunggah tahun 2011 ini tampak lucu sih. Kelihatan Adek duduk di atas boneka Shaun The Sheep yang waktu itu sedang hype filmnya.

Yang tidak lucu adalah kisah di balik peristiwa itu. Adek sedang menunjukkan tanda-tanda tak mau kalah dengan Kakak. Boneka Shaun milik Kakak direbutnya dan 'dianiaya' sedemikan hingga. Kakak hanya bisa menatap putus asa dan tak tau apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan si Shaun kembali.

Alhamdulillah Kakak tidak membalas keagresifan Adek dengan perilaku yang sama. Ibu harus membujuk Adek dengan upaya yang ekstra lama untuk membebaskan Shaun dari 'penderitaan'nya itu. 😁

Tak hanya anak yang lebih besar yang harus diberikan pengertian ketika terjadi perselisihan dengan adiknya. Sang adik pun juga harus mendapatkan perlakuan yang sama. Cara mengingatkannya pun sebisa mungkin memperhatikan kondisi si anak.

Di saat anak sedang histeris ataupun tantrum, mengingatkan dengan kata-kata tentu bukanlah cara yang tepat. Anak bisa dipeluk terlebih dahulu hingga tantrumnya berkurang. Setelah tenang, baru bisa diajak bicara secara perlahan-lahan. Ajarkan juga cara meminta maaf kepada saudaranya agar si kakak juga merasa dihargai oleh orangtuanya. Bukan mentang-mentang dia lebih tua dari adiknya lalu harus menjadi pihak yang mengalah terus menerus. 

Jika digarisbawahi, ada beberapa cara untuk mengatasi sibling rivalry, yaitu:
  1. Ajarkan kepada anak untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada saudaranya. Berikan motivasi kepada sang kakak untuk menolong adiknya dalam melakukan beberapa hal yang masih sulit dilakukan terkait dengan kemampuan fisik sang adik. Begitu juga pada si adik, ajarkan dia untuk menolong kakaknya, misalnya membereskan mainan yang saat itu digunakan bersama-sama.

  2. Puji kelebihan masing-masing anak dan tidak membanding-bandingkannya. Bisa saja Kakak atau Adek tampak diam ketika Ibu bilang : "Mbokya kayak Kakak/Adek, nurut sama Ibu."
    Bakalan kesel deh dua-duanya kalau sering dibanding-bandingkan begini. Ketika seorang anak menunjukkan perlawanan, sebaiknya tidak lantas dibanding-bandingkan dengan saudaranya. Pahami apa yang sedang dialami oleh si anak dan cari solusinya. Wong kok ngene kok dibanding-bandingke.... 

  3. Menggali potensi diri anak. Kemampuan anak-anak belum tentu sama kaaann... Ketika sang kakak atau adik dipuji atas prestasinya, hal ini akan menimbulkan kecemburuan pada salah satu pihak yang tidak memiliki prestasi yang sama. Galilah potensi diri pada masing-masing anak sehingga mereka bisa bangga pada dirinya atas pencapaiannya. Tidak harus sehebat Kakak dalam menulis, misalnya. Adek memiliki kecerdasan dalam hal-hal terkait ilmu sains dibandingkan Kakak. Hal ini bisa meningkatkan rasa percaya dirinya. 

  4. Ajarkan cara mengatasi konflik pada anak. Perselisihan antar saudara kandung tentu saja tak terelakkan. Rebutan mainan, rebutan jajanan hingga rebutan perhatian orangtua pun bisa terjadi. Ketika kita bisa menemani mereka di rumah, pertolongan untuk menjembatani masalah bisa kita lakukan. Namun apa jadinya ketika kedua orangtua bekerja dan tidak bisa mendampingi mereka setiap saat? Butuh usaha tersendiri untuk menumbuhkan kebiasaan untuk mengelola konflik antar saudara sesuai dengan perkembangan usia mereka. Ajarkan pada anak cara untuk berdamai dan saling memaafkan dengan saudaranya setelah masalah teratasi. 

Adakah yang bisa ditambahkan lagi dari keempat cara untuk mengatasi sibling rivalry tadi, Moms & Dads? Boleh banget loh jika ingin menambahkan saran di kolom komentar. Insya Allah saling melengkapi ilmu parenting yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.



-----------------
Sumber bacaan:
  • https://www.kajianpustaka.com/2021/05/sibling-rivalry.html
  • https://www.orami.co.id/magazine/sibling-rivalry
  • https://www.sehatq.com/artikel/memahami-sibling-rivalry-persaingan-saudara-kandung-yang-bisa-berdampak-buruk


43 comments:

  1. Baru tahu istilah ini, tapi sudah sering terjadi keirian di antara saudara karena perlakuan yang berbeda atau rasa cemburu. Mengingat ini dalam lingkup keluarga tentu perlu parenting sejak dini buat anak. Terima kasih informasinya!

    ReplyDelete
  2. aku kenyang banget nih dengan sibling rivalry ini hahaha. tapi sekarang sadar kalau masa itu sudah lewat. sekarang anak2 erat banget hubungannya antar saudara

    ReplyDelete
  3. Sibling rivalry memang hal normal.
    Tp kalo tdk diatasi dgn baik, IMHO dampaknya bs melebarrrr k mana² ya mbaaaa

    ReplyDelete
  4. sebagai anak yang terlahir di keluarga dengan jumlah saudara cukup banyak, sibling rivalry memang tak terelakan, nah ini gimana orangtua bisa memberikan pengertian ke anak-anaknya

    ReplyDelete
  5. Zaman aku dulu masih kecil, kayaknya sering berantem deh sama adik2ku. Memang sebagai kakak tertua dari tiga bersaudara, berasa mesti ngemong dan memahami kedua adiknya. Kadang ada perasaan lelah ketika mesti ini-itu, perhatian, mengalah dll. Anak paling tua seyogyanya juga diberi perhatian lebih ya... namanya juga anak-anak pasti suka ada iri tapi nanti baikan lagi :D

    ReplyDelete
  6. Saya harus banyak belajar tentang sibling rivalry nih, karena belum lama punya anak kedua. Pas adeknya lahir aja si kakak kelihatan cemburu banget. Semoga rasa cemburunya gak terus berlanjut.

    ReplyDelete
  7. Seru ya mba punya anak lebih dari 1. Dari pengalaman punya 4 bersaudara dan perempuan semua memang rame ya, pas kecil pasti ada rasa kurang diperhatikan atau iri. Tapi namanya saudara, sebentar juga sudah ilang rasa irinya hahaha. Sekarang punya anak 1 aja jadi ga ada cerita sibling rivalry

    ReplyDelete
  8. Aduhaaaaaaai ini anak²ku banget, Mbak. Apalagi anak pertama. Pernah dia bilang ke aku gini, Mbak "Mbak, gak mau jadi anak pertama, jadi anak pertama gak enak, dimarahin terus, Mbak gak mau punya adik." Jleeeb! Hati mana yang gak sedih kan ya, Mbak denger itu. Lalu, mungkin aku juga mengaca kembali bagaimana caraku menghadapi anak pertamaku itu, kadang kutulis lalu kusimpulkan harus bagaimana solusinya. Huaaaa. Cem kaya nulis diary khusus parenting gitu aku, Mbak

    ReplyDelete
  9. Sibling rivalry memang biasa dalam keluarga. Tetapi jangan sampai kebawa hal negatif sampai dewasa sih ya...Harapannya sih tetap akur dan kompak selamanya...

    ReplyDelete
  10. Kalau aku malah jaraknya cuma 15 bulan. Jadi sama2 masih anak2nya kan. Trus sibling rivrynya juga kentara banget lah. Sama2 ngga bisa ngalah juga. Kakaknya juga belum siap jadi kaka tapi uda punya adek. Tapi seru bangettt!

    ReplyDelete
  11. Ada yang aneh, aroma sibling rivalry masih terlihat nyata oleh orang yang usianya mendekati kepala 5. Heran juga, kenapa bisa begitu ya padahal semasa kecil dia yang lebih dimanja ketimbang kakaknya. Tapi sekarang seperti harus membuktikan bahwa dirinya lebih hebat dan itu dinyatakan secara verbal, terang2an.

    ReplyDelete
  12. Sibling rivalry ini selalu terjadi ya. Seperti sesuatu yang natural atau alamiah tapi tidak boleh dibiarkan. Memang peran orangtua sejak anak kecil penting sekali agar 'persaingan' ini tidak berlanjut dewasa apaalagi sampai sengit.

    ReplyDelete
  13. Ya Allah ini yang sekarang saya hadapi dengan tiga anak saya. Mereka benar-benar ada aja alasan untuk berantem. Persaingan terasa sekali jika emak memperhatikan satu anak sementara anak lain dicuekin. Ya Allah thanks ilmunya

    ReplyDelete
  14. Aku ngerasain banget nih pas anak pertama dan kedua yang hanya berjarak 22 bulan. Nah, saat anak ketiga kukura nggak akan lagi ada sibling rivalry karena jaraknya 8 tahun. Jebul podo wae sami mawon

    ReplyDelete
  15. Selalu sounding setiap hari mba sama kaka beradik ini, klo harus saling menyayangi, saling membantu, saling tolong menolong meskipun ortu ga ada jadi nanti kebiasaan.

    ReplyDelete
  16. Jadi ingat masa-masa kecil anak-anak dulu, ngak terasa sekarang udah kuliah dan SMK. Dulu juga hobinya berantem, apalagi dua anakku laki-laki dan yang bungsu cewek, kayaknya apa aja direbutin dan ribut. Tapi sekarang suka kangen-kangengan, saling ejek sayang di media sosial soalnya yang kuliah udah pisah ke luar kota. Kalau denger kakak-kakaknya pulang ngak sabar banget nungguinnya. Yah...ternyata ada masanya ya.

    ReplyDelete
  17. Makasih sharing-sharing nya mba. Bisa jadi referensi kalau si kecil nanti punya adek hihi

    ReplyDelete
  18. Aku masih ngalami anak anakku sibling rivalvy. Kadang kalau lagi mumet ya aku diamin aja, wkwkwk.

    ReplyDelete
  19. Memberikan jarak usia ketika mempunyai anak memang sangat penting ya, untuk menghindari sibling rivalry ini. meskipun memang sebenarnya tergantung cara orangtua mengajarkan anak-anak untuk tetap akur dan saling menyayangi. karena kuncinya memang ada di ortu. saya dan saudara selisih 1 tahun aja, tapi kami bisa saling menyayangi tanpa ada persaingan. berbeda dengan anaknya saudara, jauh usianya tapi karena ada pola asuh yang keliru, jadinya mereka menjadi seperti bersaing. nambah lagi ilmu parenting saya soal pola asuh terhadap anak

    ReplyDelete
  20. Sibling rivalry inj memang sepertinya sepaket ya mbak tiap mau nambah anak, pastiiii adaaa ini, dan memang orangtua harus belajar memahami posisi supaya meminimalisir sibling ini

    ReplyDelete
  21. Memang kalau anak lebih dari satu sering itu yang namanya berantem
    Ada saja yang jadi topik perselisihan
    Orang tua yang harus bisa memberikan sikap yang tepat ya mbak

    ReplyDelete
  22. Dulu saya sengaja kasih jarak antara anak pertama dan kedua. Harapannya ya biar mereka ga saling iseng hahaha. Inginnya jarak 3-4 tahun aja. Qadarullah, jaraknya jadi 7 tahun. Sempat mikir, oh ya bagus..berarti si kakak lebih matang untuk jadi panutan adeknya. Oh ternyata tidak sodara-sodara, si kakak mungkin udah lama terbiasa sendiri, tahu-tahu ada makhluk mungil nan menggemaskan.

    Bayangin deh, si kakak udah mau masuk SMP masih sering bener berantem sama adek yang usia TK. Love hate gitu sih sebenarnya, gak serem-serem amat berantemnya. Kalau lagi sayang, uwuwuwuw banget. Pas berantem, rame lah..kek emak-emak yang cek cok. Cewek semua soalnya hahaha

    ReplyDelete
  23. Sibling rivalry ini menjadi perekat cinta antara kakak dan adik kalau sama-sama belajar makna bertengkar dan orangtua mampu memberikan masukan yang baik. Karena kalau gak sama saudara sendiri, kepada siapa lagi mereka saling berbagi bahagia, susah, senang bersama..

    ReplyDelete
  24. Nah iya sih penting bagi orang tua mempermalukan adil pada tiap anak biar anak nggak ngerasa ada persaingan. Jangan membandingkan dan berat sebelah pokoknya.

    ReplyDelete
  25. Kalo aku dulu ngajak kedua anakku main bareng, aku bilang mainan bisa aja ibu bapak belikan dua. Tapi nanti jadinya kalian nggak belajar cara berbagi, saling mengalah, dan bersabar. Jadi mereka terbiasa main berdua, mungkin karena sama-sama cowok jadi selera bermain juga sama. Main game juga gitu, mereka berdua yang ngatur tiap 30 menit atau sejak main gantian pakai alarm. Dulu aku terharu melihat keduanya akur gak pernah berebut mainan. Tapi emang saat si bungsu di bawah usia 2 tahun itu masa-masa suka ngeyel, nggangguin si kakak. Beruntung kakaknya sabar ngadepin adiknya. Tapi aku ya nggak mau kakaknya ngalah terus, jadi ya perlahan si adik dikasih pengertian, meski belum 2 tahun kalo diajak ngomong gitu ya paham. Ngangguk2 ntar diulangi lagi ganggu kakaknya, hahahaa.

    ReplyDelete
  26. Punya dua anak cewek yang beda usia 3 tahun kadang bikin puyeng
    Ada aja yang bikin berantem
    Tapi emang orang tua harus tahu harus bersikap bagaimana ya mbak saat anak anak mengalami siblings rivalry ini

    ReplyDelete
  27. Hal yang normal terjadi, dan memang perlu upaya tertentu untuk mengatasinya. Selama ini aku belum nemu ada kejadian yang skalanya sampe berantem dan ngambek berhari-hari, atau diungkit-ungkit kayak sakit hati terus. Mungkin karena ada teknik yang kami terapkan dalam mencegah hal tersebut terjadi, telah berhasil :D

    ReplyDelete
  28. Masa-masa yang indah sebenernya ya, kak Uniek..
    Tapi jarak berapa tahun pun antara kakak dan adik pasti ada yang namanya sibling rivalry. Hanya bedanya kalau jaraknya jauh, pemahaman "punya" adik ini tentu sudah lebih baik ketimbang masih batita uda ada adik lagi.

    Pokoknya seru banget lah kalo punya anak lebih dari satu.
    Mungkin ada nanti masanya aku kangen debat mereka gak berenti berenti kek gini ya.. Saling mengadukan dan teriak siapa yang salah.
    Huhu...rekam kuat memori seperti ini di dalam hati.

    ReplyDelete
  29. Love hate relationship ya sibling rivalry ini. Aku dulu mengalaminya mak sebagai anak pertama yang bebas merdeka tanpa adik selama 4tahun. Begitu adik lahir...jreng jreng..... Berantem mulu. Hhehe. Semoga ini tidak terulang di anak-anakku kelak. Memang tampak ada sedikit kecemburuan kakak kalau ortu lagi kasih perhatian ke adik bayi nih

    ReplyDelete
  30. Sibling rivalry tuh sampai sekarang pun masih ada kok, pernah juga mamahku bilang "jadi kakak itu harus memberikan contoh yang baik untuk adiknya." tapi ini gak dalam konteks marah atau selalu diucapkan berkali-kali sih, ini diuncapkan waktu aku SMP kalau gak salah ;))

    ReplyDelete
  31. berasa diingatkan soal cegah sibling rivalry...memang mesti hati-hati, jangan sampai membekas ucapan dan perbuatan ortu sehingga bikin anak-anak nantinya saling iri dengan saudara sendiri. Kejadian sama keluarga dekat saya, jadinya pas dewasa bersaudara kandung kayak musuhan karena dulu ortu sering banding"ini anak-anaknya

    ReplyDelete
  32. Dulu saya sempat galau antara kepengen punya banyak anak. Tetapi, khawatir mereka gak akur. Sekarang anak saya cukup 2 aja. Alhamdulillah juga akur sampai sekarang. Jadi emaknya gak pusing sama urusan sibling rivalry :D

    ReplyDelete
  33. Saya sebagai anak pertama dari 5 bersaudara, kerasa banget sibling rivalry-nya. Pola asuh orang tua yg belum seperti sekarang, terkadang ngena banget di hati.

    Sekarang, saya udah jadi orangtua, kadang terpikirkan juga, nanti kalau saya punya anak lagi, gimana harus berskiap adil, dam mengajarkan cinta damai, saling memaagkan.

    PT bangrt ya buat kita sebagai orang tua, biar anak-anak bisa rukun selamanya.

    ReplyDelete
  34. Jadi orang tua harus betul2 berusaha untuk mrngendalikan ucapan ya, Bun. Kadang tuh suka keceplosan kata2 yang enggak seharusnya diucapkan. Hihihi

    Makasih sharingnya, Bun. ❤️

    ReplyDelete
  35. hal yang cukup krusial itu memang ada di poin 2 sih, tidak membanding-bandingkan. soalnya sekali dibandingkan, rasanya anak jadi gak cukup dengan dirinya dan jadi merasa cemburu terus dengan saudaranya.

    dengan tidak membandingkan, rasanya kita udah separuh dari usaha yang bisa dilakukan dalam mencegah sibling rivalry ini deh

    ReplyDelete
  36. saya nih kadang kesal banget kalau sudah lihat anak-anak berantem dan saling iri gitu. capek banget rasanya ngingetin yang satu biar nggak iri sama yang lainnya. ujung-ujungnya saya jadi marah-marah melulu. he

    ReplyDelete
  37. bener banget ya mbaa.. sibling rivalry ini akan mengganggu kalau tidak diawasi dengan cermat ya mba. Alhamdulillaah anak - anak saya akur banget sejak kecil mba tapi sering lihat sibling rivalry yang lain

    ReplyDelete
  38. Betul sekali mba. Anakku jaraknya 4tahun tapi tetap aja ada iri2an. Bahkan baju aja kadang pengen samaan.. wkwk

    ReplyDelete
  39. Kadang tanpa sadar orang tua yg membuat anak bersaing. Sempet mikir jg saya pilih kasih ga ya. Rasanya gak tapi anak melihatnya bedakan

    ReplyDelete
  40. Aku nggak mengalami ini secara langsung di keluarga inti, karena aku anak tunggal, tapi aku ngalamin banget saat udah kumpul keluarga besar. Biasanya dibandingin sama sepupu yang dianggep lebih sukses dari aku. Ssedih sih Mak, jujur. Semoga habit ini a terulang di generasi berikutnya







    ReplyDelete
  41. Anak keduaku sempat bilang pingin jadi anak pertama. Karena merasakan jadi anak yang sendirian tanpa adik. Hiks sedih dan kaget waktu dia bilang gitu. Udah gitu sejak ada adik, jadi mudah nangis setiap digangguin adik atau adik rebut mainannya

    ReplyDelete
  42. Setelah punya anak 3, baru ngerasain jenis sibling rivalry itu bisa beda-beda ya haha. Antara anak 1-2 cenderung ga ada karena selisih usia 3,5 tahun. Nah yang anak 2 dan 3 nih wow sekali sibling rivalry, ditambah jarak usia cuma 1,5 tahun.

    ReplyDelete
  43. Duh ini parenting guide banget. Aku baru tau soal sibling rivalry. Ternyata ada istilah begitu ya, aaku belum punya anak jadi sedikitnya ada pencerahan soal ini

    ReplyDelete