Pernahkah merasa kalau screen time anak kita berlebihan, Moms? Terutama ketika anak-anak sudah memasuki usia remaja, masa-masa di mana pengaruh teman sebaya sudah sangat terasa dalam pergaulannya.
Enggak heran bagi orangtua yang memiliki anak remaja, permasalahan screen time ini menjadi hal yang cukup bikin pening. Jadi muncul pertanyaan dalam hati seperti:
- Berlebihankah waktu yang dihabiskan anak di depan gawai?
- Terlalu mudakah anak-anak saat diperbolehkan memegang gawai?
- Berapakah batasan yang wajar screen time bagi anak remaja?
Saat anak memasuki usia remaja, kebanyakan orangtua mulai merasa kesulitan mengontrol screen time mereka. Apalagi didukung kondisi pandemi beberapa tahun yang lalu dimana anak-anak harus menjalani pembelajaran daring. Mau tak mau screen time anak pun meroket drastis.
Berapa lamakah kategori screen time yang berlebihan bagi remaja?
Rata-rata Screen Time Remaja
Kalau kita hitung sehari itu sebagai 24 jam untuk beraktivitas, maka rata-rata screen time yang dihabiskan anak remaja di depan gawainya bakalan tampak mengejutkan, Moms. Hampir seharian loh mereka menggunakan gawainya, entah untuk urusan pelajaran sekolah, berkomunikasi dengan teman, ataupun scrolling media sosial.
Kadang suka kesel sih, anak jadi lamaaaa banget berada di depan gawainya. Etapi ternyata ada cara untuk mengatur screen time ini tanpa membuat anak merasa dihukum loh, Moms.
Ada tulisan di newfolks.com yang merepresentasikan permasalahan ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jama Pediatrics, para remaja kebanyakan menghabiskan hampir 8 jam di depan layar setiap harinya. Belum termasuk jam-jam mengikuti sekolah online tuh. Rata-rata mereka asyik di depan layar untuk nge-game, chatting, sekrol media sosial, video chat, berseluncur di internet untuk mencari informasi, hingga menonton video streaming.
Beratnya masa pandemi yang menghalangi mobilitas remaja seakan-akan tergantikan oleh kemudahan untuk selalu terhubung dengan teman sebaya melalui mode daring ini. Kalau kita lihat dari sisi ini, memang terasa efek positifnya sih. Anak jadi tidak mudah stres karena masih bisa bergaul dengan teman-temannya. Tapi tak urung ada juga kekhawatiran yang muncul atas naiknya screen time tersebut.
Terlalu lama berada di depan layar, entah itu daring di depan smartphone ataupun laptop, mempengaruhi penurunan kesehatan mental remaja. Mereka jadi mudah stres. Sedikit-sedikit khawatir, takut jangan-jangan apa yang mereka lakukan di dunia maya bakalan menurunkan citra dirinya.
Nah, salah satu temuan yang cukup mengkhawatirkan disampaikan oleh Dr. Jason Nagata, peneliti brain development di Amerika Serikat. Dia menemukan kaitan yang cukup erat antara lamanya berada di depan layar dengan kebiasaan makan yang buruk. Remaja yang screen time-nya cukup tinggi, relatif akan memiliki pola makan berlebihan.
Waduuuww... langsung teringat si Kakak yang saat ini sudah bisa pegang gawai 24 jam sehari. Setelah 6 tahun berjauhan dengan ponsel pintarnya, ketika masuk masa kuliah tentu saja keberadaan gawai sudah bagaikan nyawa kedua baginya.
Ingat-ingat loh Kak, ada kaitan erat tuh antara mainan hape melulu dengan banyak makan or ngemil. Waspadalaaahh... waspadalaaahhh...
Membatasi Screen Time Anak Remaja
Saat anak-anak masih kecil, terasa lebih mudah untuk membatasi screen time mereka. Lebih banyak nurutnya dibandingkan ngeyelnya. Apalagi memang pada dasarnya anak di bawah umur tidak disarankan memegang gawai. Jadi ketika orangtua hanya memberikan waktu satu jam saja lalu gawai diminta kembali, orangtua sudah melakukan hal yang semestinya.
Begitu anak-anak berangkat remaja, pembatasan seperti di atas tak akan lagi bisa diterapkan secara persis sama. Sudah ada negosiasi dengan alasan mereka sudah besar, sudah ingin mendapatkan kepercayaan dari orangtua dan bla bla bla semacam itu deehh.. Yang anak remajanya kayak begini siapa coba sini, Moms... boleh acung tangan tinggi-tinggi yaaa...
Apalagi ketika terjadi pembatasan sosial (social distancing), berada di depan layar membuat si anak remaja bisa berkomunikasi secara mudah dengan teman-temannya. Sebenarnya kalau penggunaannya masih biasa-biasa saja, tak masalah sih. Artinya, anak tak terlalu dikuasi oleh gawainya. Sebatas masih bisa bersosialiasi, menghibur diri dengan main game atau berkarya secara daring.
Sebaiknya orangtua menetapkan aturan kepada anak-anak remajanya, kapan sekiranya penggunaan gawai tidak diperbolehkan. Masing-masing keluarga tentu punya aturan sendiri-sendiri.
Untuk contoh saja nih, orangtua bisa menetapkan anak-anak remajanya untuk tidak menggunakan gawai ketika :
- makan di rumah
- makan bersama di luar rumah
- hendak tidur
- baru saja bangun tidur
Yuuk kita dorong anak-anak remaja kita untuk lebih banyak melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan penggunaan gawai. Mengerjakan berbagai tugas harian di rumah seperti yang dikerjakan mamanya bisa menjadi salah satu cara. Berbagi tugas sembari berbagi cerita gitu deh, Moms. Memang sih tak akan mudah, mengingat anak remaja sudah mulai membatasi obrolan dengan orang tuanya kaaann...
Yang tidak boleh dilupakan juga, orangtua harus mengawasi apa saja yang dilakukan anak remajanya dengan gawai di tangan mereka. Jangan dibiarkan begitu saja mereka asyik sendiri dengan gawai.
Membatasi screen time pada remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, Moms. Terutama ketika orangtua juga melakukan hal yang sama. Ajarkan kepada mereka cara beraktivitas online yang aman dan sehat dengan memberikan contoh dari diri kita sendiri.
Jika orangtuanya adalah pekerja digital yang membutuhkan screen time sangat tinggi, diskusikan hal tersebut dengan si anak remaja. Hindari kesalahpahaman pada diri mereka bahwa orangtua hanya bisa melarang saja namun tidak melakukan hal yang sama.
Nah iniiiii yg jadi PR bgt buatku dan suami
ReplyDeleteKarena anakku sekarang udah SMA, dia anak.tunggal....jadi klo misal tmn2nya lagi ga bs diajak main/berkegiatan, yo wis, gadgetttt mulu dah mba 😁😆
Rasanya sekarang tak hanya remaja yang kecanduan dengan gawai, bahkan mereka rela menghabiskan waktu seharian di depan ponsel. Anak sekarang pun mulai melakukan hal yang sama, tetapi di usianya anak masih bisa dibimbing melakukan hal lain. Berbeda dengan remaja yang sudah besar dan punya pemikiran sendiri, tapi tetap harus bersikap tegas juga untuk kebaikan mereka. Terima kasih sharingnya!
ReplyDeleteBener banget. Aku suka kesel kalau anakku mulai screen time. Suka lupa waktu, malas makan, dan malas-malas lainnya. Harus beneran dibatasi ya.. biar tidak asik sendiri.
ReplyDeleteWahhh...kebanyakan waktu screen time bisa bikjn tubuh semakin melarr ya, Bu. Xixixixi
ReplyDeleteMemang harus ada batasan2 kapan anak beh screen time, kapan juga tidak boleh pegang henpon sama sekali, ya.
Anakku belum ada yg pegang gawai, tp dari sini aku jadi brlajar dan bersiap bagaimana nanti kalo anakku sdh jelang remaja dan pegang hp sendiri
ReplyDeleteBagi saya kalau mau membatasi, orang tua harus kasih contoh. Nah ini yg jadi dilema di keluarga saya sebab ayahnya ini terus menerus gak lepas dg gadgetnya, dia bilang buat me time. Akhirnya anaknya ikutan, screen time berlebih, tapi ayahnya jg yg marah2 😭
ReplyDeleteini nih yg sering diributin, kadang berubah lagi aturannya heheuu. Kalau maghrib ku harus teriak2 ayo matiin :D anak aku jg bikin konten hadeh. Luar biasa deh perkembangannya aku sampe kadang mati kutu tapi harus greeeng tegas. Hapean harus terkontrol, siap insya Allah jalanin tips2nyaa, makasih ya mbaa
ReplyDeleteKalau masih kecil masih mudah untuk dikasih tau screen time bagi mereka utk tidak pakai gawai
ReplyDeleteTapi kalau udah remaja, tantangannya jauh lebih besar
Karena teringat keponakan juga sih mbak , yang kadang pas di rumah, bermain gawai ga ada henti
Paling berenti pas makan tidur, ke toilet , padahal dampaknya ga main2 juga ini nih
Benerrr bangeet mbaa...anak bontotku (SD) masih mau dibatasi maen HP pakai family link. Nah yg gede kan mmg ke sekolah pun bawa HP (karena tugas2 pun sebagian dikerjakan onlen). Si sulung langsung bilang GAK MAU soal family link ini. Dilema karena mmg HP jg sudah jadi kebutuhan. Jadi memang harus ada waktu tanpa pegang HP pas bersama.
ReplyDeleteWah iya anak remaja nih zaman skrng usia SMP jug dah pd HPan semuaaa. Apalagi yang anak SMA ke atas. Kyknya gak bisa lepas ya, apalagi dah pada melek sosmed. Kalau msh bersama ortu emang sebaiknya dibikin rules supaya mereka gak tiap waktu pegang HP ya mbk.
ReplyDeleteSulungku kadang main hp sambil makan. Emaknya sampai bosan mengingatkan. Sepertinya, supaya makannya ngga sambil main hp lagi, kami harus menciptakan momen makan bersama yang lebih menyenangkan. PR banget ini.
ReplyDeleteYup,ini PR yang di hadapin semua orang tua di jaman sekarang ya,wong dulu di jaman kita 80an gada gawai apalagi smartphone. Perkembangan jaman ga bisa di bendung,aku dan suami yang kudu kompak buat batasi dan kontrol si anak pegang gawai :)
ReplyDeleteAnak remaja atau pra remaja nih emang masa alot-alotnya ya, Mbak.. mereka udah bisa protes, ngeyel, dsb jadi enggak mudah bagi ortu buat mengatur mereka. Huhu. Anakku yg kelas 6 SD juga udah ngajak debat aja kalo dibatesi main gawai. Emang kudu super sabarrr ya sebagai ortu :)
ReplyDeletehuhu memang begitu syulit yaaa jaman sekarang untuk batasi scren time, apalagi buat para anak remaja yang sedang aktif eksplorasi kesana kemari. Dan di waktu2 yg disebutkan di atas, krusial bgt jangan sampai fokusnya kepada gadget
ReplyDeleteAnakku full day school disambung les lagi, jadinya screen time cuma malam aja sebentar. Kalo hari libur, baru deh seharian main game. Ya udahlah gpp, anggap aja refreshing wkwk
ReplyDeleteJadi inget di wag-nya anakku yang kelas 6SD kak Un..
ReplyDeleteKarena mereka ketauan percakapan wa-nya di capture orangtuanya dan status mereka juga. Lalu mereka mara-marah dan curhat sama temen-temen lainnya kalau Mamahnya gak menghargai dirinya yang kini uda mulai beranjak dewasa. Mereka menuntut yang namanya privacy.
Subhanallahu memang yaa..
Aku gak menyalahkan pengasuhan keluarga lain. Karena gak ada pengasuhan yang benar dan salah terlebih setiap keluarga punya value masing-masing terkait aturan.
Namun remaja sekarang memang gak bisa banget yang namanya dimarahin dan dinasehati dengan saklek. Kudu ada step by stepnya yang orangtua bangun sejak dini. Yakni bonding.
Haturnuhun kak Uniek.
Aku juga sedang berjuang dengan masalah komunikasi. Dan ternyata mashaAllah.. kudu banyak doa, memang.
Screen time untuk anak remaja emang ada aturannya ya mbak
ReplyDeleteGawai bisa jadi hal yang baik jika dimanfaatkan dengan baik pula
Aku juga ngelarang anak anak screen time KLO lagi makan
OMG 8 jam sehari belum termasuk sekolah online?
ReplyDeleteaku langsung terbayang ponakanku yang SMA. Bangun tidur langsung pake HP, makan sambil nonton yutub. Ga pakai HP ya kalau di sekolah saja.
Ngeri kalo nak anak dah betah ngan gadget mereka. Suka sampai berjam-jam melototin layar.
ReplyDeleteIya Mbak, remajaku juga terlalu banyak di depan gawai. Makanya kami jadi merasa penting sekali untuk mengganti semua HP anak dengan yang layarnya ramah. Dan tentu saja, kalau malam hari, HP mereka harus dikumpulin. Ini untuk mencegah mereka lupa tidur atau langsung pegang HP saat bangun tidur.
ReplyDeleteEmang agak susah juga nih ngatur screen time buat anak. Kebanyakan kegiatan mereka bertumpu di gadget. Paling yang bisa kita lakukan sebagai orangtua ya sering2 mengingatkan kalo memang udh kelamaan
ReplyDeleteTernyata makin beranjak usia anak makin perlu trik jitu orangtua dalam pola asuhnya ya
ReplyDeleteNoted banget ini buat daku sebagai calon orangtua.
orang tua harus mengawasi penggunaan Gawai karena bisa lupa waktu, bahkan adi kecanduan. Anak anak juga harus diberi pemahaman bahwa gawai tak melulu untuk entertainment tapi juga sebagai media belajar. Perlu ada aturan jelas ya tentang penggunaan gawai
ReplyDeleteTernyata 8 jam udah berlebihan ya. Waduh aku screen time itu 7 per hari. Apakah untuk org dewasa ga papa?
ReplyDeleteanakku yang beranjak remaja ini, screen time-nya mulai gak terkontrol, dan mulai gak bisa diatur juga.
ReplyDeleteSaya menyaksikan ketika ke rumah saudara anak-anaknya awalnya selesai sekolah online sampe malam itu main gadget terus, kasihan matanya, sekarang seudah mulai sekolah offline lagi terbantu mengurangi screen time, karena biasanya mereka pulang sekolah akan main dengan teman-temannya di luar. Hal ini juga memang perlu peran orangtua untu mengarahkan mereka agar tidak main HP terus, kalaupun main dibatasi
ReplyDeleteMemang mungkin karena sudah perkembangan jaman kali ya dan yang terpenting jadi orang tua tetap stanby mengawasi terus apa yang di kerjakan sang buah hati kita
ReplyDelete