"Bu, ntar lulus SMK ini aku langsung kuliah ya?"
"Iya dong, Kak. Memangnya kenapa?"
"Ya gapapa sih Bu. Kirain aku libur dulu setahun. Biayanya ntar biar buat Adek masuk pondok dulu."
Entah mengapa hati seorang ibu rasanya bahagia bercampur haru tatkala terjadi percakapan seperti di atas tadi. Benar-benar kejadian loh itu. Si Kakak mengutarakan kerelaannya untuk mundur setahun masuk kuliah karena tahu orangtuanya bakalan butuh banyak biaya untuk memasukkan dua orang anak langsung ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut.
Tahun depan, Adek bakalan masuk SMP. Sudah menjadi kesepakatan keluarga bahwa nantinya Adek bakalan masuk ke SMP sekaligus mondok, sama seperti Kakak. Adek juga sudah siap tampaknya. Bertahun-tahun ikutan njenguk Kakak, sepertinya dia melihat suasana pondok dan segala sesuatu yang dialami kakaknya merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Kebetulan Kakak memang tidak pernah mengeluh ini itu yang cukup berarti selama menuntut ilmu pelajaran dan agama di pondoknya. Meskipun jauh dari orangtua, harus menghadapi berbagai tipe teman sesama santri yang kadang-kadang menyebalkan, tapi semuanya tidak cukup berarti untuk membuatnya down. All is well, gitu katanyaaa...
Kakak amat memahami, biaya masuk sekolah sekaligus boarding gini memang cukup tinggi dibandingkan dengan sekolah biasa. Makanya tadi bisa bertanya seperti di atas.
Ibu sungguh terharu dengan kedewasaanmu, Kak.
Menentukan Kampus Pilihan
Sejak naik ke kelas 2 SMK dulu, Ibu sudah sering mengajak Kakak ngobrol, ntar mau melanjutkan kuliah di mana. SMK yang dipilihnya di pondok adalah jurusan multimedia. Jadi kalau bisa sih ntar kuliahnya juga masih sejalur dengan ilmu yang ditekuninya selama ini.
Dulu sih Ibu pikir si sulung ini suka otak-atik kode di komputer. Ibu jadi ingat, ketika masih kelas 3 atau 4 SD gitu ya, Kakak sudah mencoba ngeblog sendiri dengan mengamati apa yang Ibu lakukan sehari-hari. Bahkan si Kakak ini bisa utak-atik kode html sendiri loh di usia segitu.
Kakak menambahkan desain ini itu di blognya yang mungkin untuk orang dewasa sangat tidak penting, seperti ada kupu-kupu terbangnya, ada blink blink, trus mengganti template dengan pernak-pernik hiasan yang oleh orang dewasa dibilang bikin loading blog berat. Tapi bagi Ibu, kemampuan yang didapatnya secara mandiri itu menunjukkan bahwa Kakak memang punya minat khusus di bidang ini.
Kirain Kakak bakal lebih minat untuk terjun ke dunia IT yang kata orang cukup menjanjikan pekerjaannya. Ternyata Ibu salah duga. Kakak tidak suka menghabiskan terlalu banyak waktu mikirin segala macam kode tersebut. Dia lebih suka menulis, membuat script cerita dan membebaskan imajinasi dengan karya tulis dan desain sederhana.
Ibu jadi ingat ketika dulu memilih jurusan di SMA, alm. Kung (kakek) sangat menginginkan Ibu mengambil jurusan IPA agar nantinya bisa masuk kedokteran. Sayangnya keinginan ini tidak bisa Ibu penuhi karena Ibu paham betul apa yang menjadi minat Ibu saat itu. Bahkan Ibu sudah punya cita-cita untuk menjadi seorang akuntan waktu itu. Yaahh... walaupun akhirnya tidak kesampaian.
Saat memilih tempat kuliah pun dulu penuh drama. Kung maunya Ibu kuliah di Semarang aja, padahal Ibu punya obsesi untuk kuliah di universitas keren yang ada di Yogyakarta. Memang sih akhirnya Ibu nggak jadi kuliah di Yogya. Kung mungkin bahagia, tapi tidak dengan Ibu.
Berdasarkan pengalaman tadi, ada pelajaran yang bisa Ibu petik. Untuk menentukan jurusan kuliah bagi anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Jadilah pendengar yang baik
Tidak ada orangtua yang ingin anaknya menderita, makanya dengerin saran orangtua.
Itu dulu yang Ibu alami ketika harus menghadapi drama panjang memilih jurusan sekolah dan kuliah. Ibu memang tidak pernah membantah, tapi bukan berarti Ibu ikhlas begitu saja mengikuti keinginan orangtua yang menurut Ibu tidak memperhatikan minat dan bakat yang Ibu miliki.
Bagi sebagian besar orangtua, memilihkan apa-apa yang menurutnya baik bagi anak merupakan suatu kebahagiaan. Kadang jadi lupa, bahagianya itu untuk si ortu sendiri atau untuk anaknya. Perlu kembali dipertanyakan, sudahkah selama ini orangtua berkenan menjadi pendengar yang baik untuk anaknya.
Mendengar dan mendengarkan itu sangat jauh berbeda. Jika mendengar hanya sebatas menangkap bunyi sebagai sensori inderawi, mendengarkan memiliki banyak aspek yang lebih detail. Bersedia untuk mendengar, memperhatikan, memberikan waktu bagi si pembicara tanpa interupsi, dan memberikan pendapat jika diminta.
2. Menjadi teman yang menyenangkan
Biasanya ketika hendak memilih jurusan di sekolah ataupun kuliah, anak akan memperhatikan pilihan yang diambil oleh teman-temannya. Tak jarang sekadar ikutan saja apa yang dipilih oleh sobatnya.
Ibu pernah tuh mengalami hal ini. Ketika mendaftar kuliah, Ibu hanya memilih jurusan akuntansi sebagai pilihan pertama. Untuk pilihan keduanya Ibu ikut-ikutan teman saja. Nggak taunya malah pilihan kedua ini yang lolos, sedangkan teman yang tadi memilihkan itu malah nggak keterima. Wadidawww...
Tak mau hal ini terulang, Ibu mencoba menjadi teman ngobrol yang menyenangkan untuk Kakak. Ibu bebaskan dia berpendapat dan menentukan pilihannya. Sesekali memberikan usulan ini itu tak apa, yang penting tidak memaksa.
Gaya berkomunikasi layaknya dengan teman seperti ini cukup efektif. Kakak bersedia menerima beberapa saran dari Ibu terkait dengan jurusan yang dipilihnya saat masuk SMK dulu. Semoga saja hal ini berjalan juga bagi pemilihan jurusan kuliah.
3. Membuat daftar universitas yang akan dituju
Berkaitan dengan pemilihan kampus, Ibu minta Kakak untuk searching terlebih dahulu jurusan kuliah apa yang kira-kira masih berada di disiplin ilmu yang sama dengan sekolahnya. Misalpun tidak sama, paling tidak kemampuan yang sudah dimilikinya di SMK bisa menjadi penunjang ketrampilannya ketika kuliah nanti.
Hingga saat ini, Ibu dan Kakak baru menyepakati 2 kampus yang akan dituju untuk lanjutan jenjang pendidikan tahun depan. Yang satu di Semarang saja, satunya lagi kampus di luar kota. Untuk kampus dan jurusan apa saja, mungkin bakalan Ibu ceritakan lain waktu saja ya.
So far Kakak sudah mantap dengan kedua universitas yang akan dipilihnya itu. Sebenarnya Ibu ingin dia mempunyai beberapa pilihan lagi. Tapi karena rata-rata kampusnya ada di luar kota, Kakak keberatan.
Sepertinya memang anak wedok ini sudah kangen berat untuk bisa tinggal lagi di kota kelahirannya. Pengin nempel mamaknya lagi nih. Wajar sih ya bila Kakak merasa gitu, terhitung 6 tahun loh harus berpisah dengan Ayah dan Ibu sejak kelas 1 SMP. Insya Allah lelahmu menjadi lillah bagi kita semua ya, Sayang. 😍
Persiapan Biaya Masuk Kuliah
Balik lagi ke topik awal perbincangan antara Ibu dan Kakak soal biaya kuliah. Ibu sama sekali tidak menyangka bahwa Kakak punya pemikiran untuk mengalah dulu terkait penggunaan dana pendidikan. Biar adiknya yang membutuhkan biaya banyak untuk masuk pondok dulu yang menjadi prioritas orangtua.
Padahal untuk Ayah dan Ibu, baik Kakak maupun Adek dua-duanya prioritas. Tidak ada yang boleh terlambat masa pendidikannya. Insya Allah bakalan ada rejeki kok Kak bagi kalian berdua.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua terkait kebutuhan biaya pendidikan ini, antara lain:
- Memiliki Tabungan Pendidikan.
Salah satu langkah dalam mempersiapkan dana pendidikan adalah dengan memiliki tabungan pendidikan. Orangtua dapat menyisihkan sebagian uang dari pendapatannya guna ditabung untuk biaya sekolah anak.
Tabungan pendidikan biasanya merupakan salah satu pilihan untuk menabung yang dikeluarkan oleh bank. Kita bisa memanfaatkan tabungan pendidikan sebagai ikhtiar mendukung tercapainya cita-cita anak masuk ke perguruan tinggi yang diinginkannya. - Memiliki Asuransi Pendidikan.
Asuransi pendidikan merupakan bentuk produk asuransi yang dikeluarkan oleh lembaga non-bank yang memberikan jaminan biaya pendidikan bagi nasabahnya. Kita harus membayar premi dalam jumlah tertentu sesuai jadwal yang telah disepakati. Ada yang per bulan, per tri semester, per 6 bulan, atau bisa juga per tahun.
Saat menentukan untuk memiliki asuransi pendidikan ini, kita ingin nantinya tidak perlu khawatir akan risiko yang akan terjadi di masa mendatang. Biaya pendidikan bakalan dijamin oleh perusahaan asuransi. Umumnya sih sepaket dengan asuransi pendidikan itu nasabah juga akan mendapatkan manfaat dari asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. - Mencari Beasiswa
Beasiswa bisa menjadi salah satu solusi andalan untuk bisa kuliah dengan mendapatkan keringanan finansial. Dengan mendapatkan beasiswa, maka anak kita akan diberikan bantuan berupa uang untuk membiayai kelanjutan pendidikannya. Pihak pemberi beasiswa ini bisa dari pemerintah atau swasta.
Ada banyak lembaga yang menawarkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bentuk bantuannya sangat bervariasi, ada yang memfasilitasi semua biaya pendidikan dan kehidupan selama masa pendidikan, ada juga yang hanya memberikan biaya pendidikan saja. - Mendapatkan Pinjaman
Ketika kondisi tidak begitu menguntungkan, alias tidak mempunyai dana yang cukup untuk biaya anak masuk kuliah, maka harus ada solusi lain yang didapatkan oleh orangtua. Salah satunya adalah dengan mendapatkan pinjaman uang.
Tidak semua pinjaman itu berkonotasi buruk loh. Pinjaman yang kita lakukan bisa mendatangkan kebaikan apabila digunakan untuk hal positif, contohnya ya seperti biaya pendidikan itu tadi. Yang penting orangtua sudah memperhitungkan kemampuan diri untuk mengembalikan dana pinjaman tadi. Perhatikan besaran jumlah pendapatan yang bisa menjadi sumber dana untuk mengembalikan pinjaman. Jangan sampai cicilan pinjaman per bulannya jauh di atas pendapatan.
Adakah moms & dads yang anaknya juga hendak masuk masa kuliah? Boleh dong bagi pendapat dan saran tentang apa saja persiapan menjelang anak masuk kuliah.
Benar kalau biaya buat sekolah diperbolehkan dan yakin akan bisa dikembalikan. Karena rezeki orang yang belajar akan dikasih sama allah
ReplyDeleteMbak seru banget udah punya anak gadis. Anakku baru masuk SMP tapi dari sekarang aku udah persiapan untuk dana pendidikan SMA dan kuliahnya. Dari semua perencanaan keuangan aku lebih milih untuk tabungan pendidikan. Semoga bisa raih beasiswa juga. Waktu ngga akan berasa deh tau-tau SMA dan jelang kuliah. Hehehe
ReplyDeletebiaya masuk kuliah itu emng wajib banget dipersiapkan sedini mungkin yaaa, apalagi jaman sekarang biaya pendidikan mahal banget huhu
ReplyDeleteAkuu.. Tahun ini donk si Kaka juga masuk kuliah, tapi kelulusan aja belom , karena pandemi diundur aja.
ReplyDeleteBtw anakku ga mau kuliah, percuma onlen lagi, males ceunah. Nunggu tahun di depan aja.
Lagian sekarang udah ditarik kerja di tempat magangnya dulu, katanya nanti mau ngambil kelas karyawan aja biaya sendiri, huaaa emak happy.
Lucu yaa, anak2 jaman now punya impian dan cita2nya masing2, ortu mah hanya mendukung saja. (Keukeupin lagi dana pendidikan buat nanti)
Seruuu punya anak remaja perempuan tuh, kek temeen.
Masya Allah, luar biasa Kaka Olip, udah mandiri banget ya Teh, bisa menentukan sendiri mau ngejalanin hidupnya seperti apa. Semoga sukses terus ya Kakak Olip.
DeleteAnak saya tahun depan mbak, dari sekarang saya dan dia sudah mulai hunting beasiswa yang mungkin bisa diambil sih baik dalam dan luar negeri. memang harus dikomunikasikan dari jauh hari ya agar anak yang mau kuliah mantap di univetsitas pilihannya
ReplyDeleteMasya Allah, baiknya si kakak. Semoga keikhlasanmu membuahkan pahala & jalan yang mulus bagi cita2mu kelaknya.
ReplyDeleteAku tahun depan nih, mba. Sekarang sih udah diskusi juga tentang rencana kuliah mau gimananya. Katanya kalau untuk pendidikan boleh dipinjam dulu, karena pendidikan ini sifatnya investasi masa depan. Semoga anaknya yg akan kuliah semakin dimudahkan dalam situasi pandemi ini.
ReplyDeleteAku dulu jarang banget ngobrol soal kuliah sama orangtua. Akhirnya milih kerja karena gak ada biaya, gak lolos beasiswa sih, wahahaha. Nanti kalau punya anak, mau lebih peduli soal pendidikan mereka. Jangan lupa nyiapin tabungan dan lainnya
ReplyDeletegagal fokus sama fotonya.. yaampun kok kayak seumuran..? :D
ReplyDeletebtw, menentukan kampus/jurusan memang gak bisa dipaksain sih. harus diskusi matang sama anak ya. orang tua juga kudu paham sama minat dan bakat anak.
kalau dipaksa ikutin kemauan ortu, khawatir belajarnya ga enjoy, hasilnya pun ga memuaskan..
semoga si kakak dapat kampus pilihan yang sesuai keinginan ya. semangatsss..
Persiapan anak masuk kuliah kayaknya kalau sekarang mengikutkan anak bimbel ya mba biar makin mantap dan anak juga dapat tips dan cara ngerjain soal yang asik. Seneng banget jadi pendengar yang baik untuk anak dan jadi orang yang paling deket dengan anak. Bikin hati anak nyaman itu susah apalagi kalau masa pubertas ya mba. Belum ngalamin hal itu sih. Tapi suatu saat kayaknya saya pasti coba tips-tipsnya dari mba ^^
ReplyDeleteJadi inget si sulung dulu dia juga suka otak atik web sendiri padahal masih SD, suka nulis juga sampai terbit beberapa buku...udah gedenya milih kuliah jurusan perfilm deh hehe...tapi nyambung juga ya...
ReplyDeleteAnakku baru mau naik kelas 2 SD, tapi baca ini kebayang rasanya nanti kalau dia makin besar, sampai ketemu urusan mau masuk sekolah juga.
ReplyDeleteKami selama ini nyiapin dana pendidikan dengan menabung tiap bulan. Setelah suami gajian, disishkan ke pos2 wajib, salah satunya ke pendidikan. Meskipun belum bisa menyisihkan banyak2, Alhamdulillah membantu banget saat mau daftar sekolah terutama
Memilih jurusan yang benar-benar diinginkan itu memang wajib, saya pun dulu pilih jurusan yang bukan saya banget berasa banget susah jalaninnya
ReplyDeleteMempersiapkan biaya untuk masuk kuliah sejak dini tuh penting banget memang. Karena makin kesini, biaya pendidikan di Indonesia semakin mahal. Untuk mencegah segala sesuatu yg mungkin terjadi. Kalo beasiswa gak dapet, paling nggak udah ada asuransi pendidikan. Kalau memang tak ada ya, nanti bisa memakai pinjaman untuk pendidikan... Tp paling enak memang harus siap sejak dini biar nantinya gak kelabakan 😊
ReplyDeleteudaaaah gadis yaaaa..aku 2 tahun lagi nih Bo kuliah juga mbaa Un... udah siap2 untuk dananya juga.. semoga semua dilancrkan yaaa
ReplyDeletesetuju nih mbaa.. walopun anak2ku masih kecil yaa.. aku ngerasain banget kemarin jadi "ortu" buat adik sepupuku yang mau masuk kuliah. dan senang juga karena merasa berhasil melakukan langkah2 mulai dari ngobrol ringan sampai memetakan jurusan impian
ReplyDeleteIni iya banget, kak Un..
ReplyDeleteTak terasa anak-anak sudah bertumbuh semakin dewasa. Dan keuangan menjadi salah satu dukungan terkuat dari orangtua agar anak-anak bisa bebas memilih kampus tujuan yang diimpikan.
Semoga kaka lancar-lancar ujiannya dan mantap memilih jurusan yang diinginkan. Sukses, kaka.
Tahun ini anakku rencananya wisuda sih udah. Agustus nanti. Ditawarin untuk ditarik sih sama perusahaan tempat dia magang. Tapi sepertinya sayang kalau cuma D3, apalagi kondisi juga masih tak menentu. Makanya ini kami lagi persiapan ulang untuk cari universitas yang memungkinkan dia lanjut ke S1. Tulisan ini bisa jadi panduan aku sama Pewe lagi nih untuk prepare apalagi yang mesti disiapin
ReplyDeleteWah klo Mba Monica dan Mas Pewe udah lebih khatam dibandingin aku lah klo soal nyekolahin anak hehehee.. anakku kuliah aja belum. Semoga kita diberi kelancaran rejeki untuk membiayai mereka ya mba.
DeleteMemilih Universitas sekaligus jurusan memang menyenangkan kalau dibahas bersama orang yang tepat. Setidaknya orang tua bisa menjadi layaknya sahabat tempat berbagi cerita. Buat anak mereka tinggal cerita aja maunya gimana, sisanya orang tua yang mikir lengkap sak biaya-biayanya haha
ReplyDeleteNaah kuwii... ngelu ngelu pokmen pasrahke wong tuwane ya mba hahahaa...
DeleteMbaaa
ReplyDeleteaku semedott (terharu) banget baca artikel ini
Qurrota a'yun banget putrimu mbaa
semoga lancaarr ya semuanyaa
bisa menempuh ilmu di jenjang berikutnya dgn baiiik
Iyess banget, aku pun terharuu..
DeleteAnak2 jaman sekarang apalagi perempuan tuh kadang mengerti banget, apalagi sambil berdiskusi, seolah ga ada sekat antara ibu dan cah wedoknya.
Rasanya bahagia yaa...
DeletePutrinya cerdas, orangtuanya pun memahami. Jadi seperti gayung bersambut.
Semoga lancar-lancar segala yang diimpikan ananda.
Aamiin aamiin... terima kasih doa baiknya, ya tante-tante cantik sholiha. Semoga putra-putri kita semua lancar menempuh pendidikan dan kita sebagai orangtuanya diberi kekuatan untuk memenuhi biaya pendidikan mereka.
DeleteAnak sulungku yang gadis, dua tahun lagi insya allah bakalan kuliah. Sekarang dia naik kelas 11 :) Persiapannya banyak ya mbak, ga cuma soal biaya aya. Tapi juga pemilihan fakultas dan universitas mana yang diminati :) Harus ada win2 solution nih, anak dan orang tua sama2 bahagia :D Makasih sharingnya, sangat keren! Good luck buat si kakak ya mbak.
ReplyDeleteBelajar banget menjadi orangtua yang bijak menanggapi keinginan anak dan menyamakan dengan persepsi orangtua yaa.. Dari berbagai pertimbangan, ini bisa menjadi winwin solution.
Deleteanak anak memang masih perlu diberi pengarahan dari orang tua ya kalau menentukan hendak kuliah dimana. Dan bicara masalah biaya kuliah, skrng memang orang tua perlu dana khusus untuk pendidikan anak
ReplyDeleteMasyAllah hebat ya mba si Kakak udah jadi anak yang pengertian dan perhatian ama orang tuanya 😍. Kalau anak anak aku masih pada kecil. Masih balita jadi aku belum kepikiran soal kuliahnya mereka.
ReplyDeleteCuma aku juga pengen dari sejak dini ngarahin mereka untuk mencoba banyak hal yang mereka sukai. Biar aku juga bisa lihat minat dan bakat mereka kemana. Biar nanti pas kuliah mereka ga bingung dan tahu suka atau passion mereka kemana. Jadi lebih enak kan ya kalau mereka kuliah sesuai yang mereka minati. Aku belajar juga kayak mba. Mau mengamati minat anak sukanya apa aja.
Kagum dengan kakak, sudah memiliki kedewasaan dalam berpikir sehingga sangat pengertian. Padahal ibumu mampu kok kak, biayai pendidikan kalian berdua dalam waktu bersamaan. Aamiin.
ReplyDeleteSetahuku, memang perlu tahapan untuk sampai pada pilihan kuliah di mana dan jurusan apa. Dulu pas Alief baru masuk SMA, juga belum kepikir bakal cocoknya ambil jurusan apa dan kuliah di mana. Saat itu hanya fokus pada apa yang dia minati, kami dukung, kami fasilitasi, kami bimbing. Pokoknya ngikutin apa yang dia sukai. Ternyata hal itu membawanya pada tujuan yang ingin dicapai. Ya udah akhirnya ketemu, dan ketemunya itu pas banget saat mulai mendaftar di kampus yang dia incar. Alhamdulillah jalannya ada aja gitu, dan mudah.
Jika semua cara buat dapatkan biaya sudah ditempuh tapi belum berhasil, mendapatkan pinjaman bisa jadi jalan terakhir yang bisa dipilih. Sah-sah saja, selama digunakan untuk kepentingan yang tepat.
Kak Alief luar biasa nih bisa menemukan jodoh kampus yang bagus dan sesuai dengan passionnya ya.
DeleteKlo Kak Vivi ini sejak masuk kelas 3 SMP sudah kuajak ngobrol nantinya dia mau masuk SMA atau SMK yang ada di pondoknya, Mba. Obrolan yang kira-kira melebihi 7 purnama harus dilakukan tuh hehehe... soalnya kan kami terentang jarak di masa-masa dia sekolah plus mondok. Ketemunya cma sebulan sekali. Tiap kali njenguk, selalu pembahasan tentang dia nanti mau lanjut sekolah mana udah jadi kayak menu wajib. :)
Masya Allah, aku berkaca kaca nih baca si kakak yang super duper pengertian..
ReplyDeleteKita tuh masih sandwich generation kali ya yang bikin ortu happy -dan masih belum menyadari banget - oh ya, ternyata saya cocoknya di jurusan itu karena begini dan begitu
Banyak faktor sih mba yang menyebabkan hal itu terjadi. Tapi banyak hikmahnya kok ketika kita tau (meskipun itu puluhan tahun kemudian) harapan kita yang tidak terwujud itu ternyata memiliki nilai tersendiri dalam merekatkan hubungan cinta kasih dengan orangtua.
DeleteYaaa jaman muda dulu mana paham tentang pengorbanan dan mengedepankan keinginan orangtua. Taunya cuma bilang tidak bahagia, tidak sesuai keinginan, tapi kurang menggali lebih jauh sebenarnya ada apa di balik firasat orangtua yang tidak mau jauh dari anaknya. Hehehe... begitulah.
semoga kakak bisa memlih jurusan yang diinginkan yah mbaak,
ReplyDeleteEmang harus tarik ulur yah kalo ngobrol ama anak, harus bisa menjadi pendengar yang baik. Kayla juga tahun ini kelas 12 dan tahun depan masuk kuliah nih, udah mulai pilih2 jurusan mana yang sreg
si eneeng udah besaaar. Aku ada 2 tahun nih mba sebelum Bo masuk kuliah, Udah banyak rencana dan niat mau sekolah di tempat yang memang dia nikmati. Semoga semua dilancrkan yaaa mba Un
ReplyDeleteSelain biaya juga perhatikan jarak ke tempat kuliah. Mpo malas jauh.
ReplyDeleteMbak aku terharu banget nih dengan cerita putrinya... Seorang kakak tuh memang begitu baiknya ya sama adik-adiknya, semoga sukses dunia Dan akhirat ya mbak putrinya... Salam kenal ..
ReplyDeleteTerima kasih banyak untuk doanya, Mb Aisyah. Salam kenal juga ya dari Semarang.
DeleteKalau semua berjalan lancar. insya Allah adek mondon dan kakak kembali ke rumah ya, Mbak. Semoga dilancarkan semua. Dapat sekolah yang diinginkan. aamiin
ReplyDeleteMasih dalam tahap persiapan nih Mak. Si bujang barusan naik kelas 2 SMK. Aku pribadi selain liat² budget juga lagi nyari bocoran pedoman akademik dari fakultas & prodi tujuan. Jadi bisa tau apa aja matkul yg dipelajari.
ReplyDeleteBiaya yang dibutuhkan memang tinggi ya mba saat hendak memasukkan anak sekolah sekaligus dua. Tapi bismillah slalu ada bantuan. Dan pinjaman uang jika dibutuhkan bisa dilakukan jika urgen sekali :)
ReplyDeletemeskipun anakku yg sulung baru mau lulus SMP tahun depan sejujurnya udah kebanyang dan ikut kepikiran soal persiapan jelang masuk kuliah sih mba, gegara mayoritas teman2ku anak sulung masuk kuliah tahun ini...
ReplyDeleteBtw sukses ya mba buat si sulung apapun semoga yang terbaik yaa..
Anak saya sekarang kelas X mbak, dia juga sudah menentukan pilihan kelak akan kuliah dimana dan ambil jurusan apa. So far masih tetap bertahan dwngan pilihannya itu. Kami sebagai orang tua juga berusaha untuk memberikan motivasi dan juga menyiapkan biaya, karena faktor biaya ini juga sangat berperan, meskipun ada banyak cara ya buat dapat biaya ini, seperti yang mbak share di atas. Sukses selalu ya buat kakak.
ReplyDeleteDewasa sekali pemikiran putrinya, Mbak Uniek. Alhamdulillah sekolahnya lancar, Semooga dimudahkan keinginan masuk kuliah sesuai jurusan yang diidamkan.
ReplyDeleteSetuju jika pinjaman untuk kebaikan boleh saja, misal untuk pendidikan. Ingat akau dulu bersaudara berenam , aku bungsu, bisa sarjana semua karena pinjaman yang diajukan Bapak ke koperasi guru. Jadi selama puluhan tahun, habis, pinjam lagi begitu seterusnya hingga anak keenam kelar kuliahnya
Perjuangan orangtua emang luar biasa ya mba demi anak-anaknya. semoga anak-anak kita lancar semua dalam menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi, kita sebagai ortu juga dilancarkan dalam mendapatkan rejeki untuk membiayai pendidikan tersebut.
DeleteDiskusi sama anak penting banget ya mbak, boleh kasih saran untuk kuliah di mana & ambil jurusan apa tapi harus perhatikan juga keinginan anak supaya gak terpaksa kuliahnya. Nah bener banget nih kadang anak ikut2an temennya padahal gak di sana minatnyta.
ReplyDeleteDuh Vivi perhatian banget sih sampai tanya gitu karena tau Faris mau mondok ya.
Iya loh aku juga heran nih Tante Lidya kok Kak Vivi bisa nyeplos kayak gitu. Bikin terharu ya huhuhuuu...
DeleteWaahh luar biasa Mbak, anaknya sudah mau kuliah ya. Apa harus manggil Bu nih? Soalnya adek saya yang paling kecil baru mau masuk kuliah. Hehe.
ReplyDeleteMungkin ini juga yang dirasakan ibu saya waktu kami mau kuliah ya. Semoga sukses dan lancar menempuh pendidikannya ya Mbak untuk puterinya..
Ya Allah.. Putrimu mbak.. Speechless aku bacanya. Empatinya gede. Penasaran aku nih, dulu anak2 mba sempet sibling rivalru jg gak? Aku lg berkutat sm itu. Msh up n down. Hihi. Semoga dipermudah urusannya ya mba.
ReplyDeleteJarak umur anak-anakku sekitaran 6 tahun mba. Si kaka udah paham kayaknya klo adiknya bukan pesaingnya. Kebetulan ini kan cewek cowok, kebutuhan kedekatan dengan ibunya beda. Yang cewek bawaannya pengin ngobrol aja, yang cowok paling cuma minta ditemenin aja. Seingatku sih ya nggak sampe berlanjut sibling rivalrynya.
DeleteTerima kasih untuk doanya, Tante Aswinda. Semoga bisa handle anak-anak yang sedang berebut perhatian ya heheee... pasti bisa. Seiring umur dan arahan ortunya, nanti bisa mereda sendiri kok.
semoga mba Uniek dimudahkan rejekinya untuk menguliahkan Kakak
ReplyDeletenggak kerasa udah gede banget. Maaksih banget tipsnya mba Uniek PR banget buat aku memersiapkannya. Setuju pinjaman nggak melulu negatif ya mba, banyak positifnya juga
ah pasto terharu ya mbak, punya anak yang mengerti kondisi keuangan orangtua nya
ReplyDeletememang untuk biaya pendidikan ini harus dipersiapkan sedini mungkin mbak
selain dgn tabungan pendidikan juga bisa dengan pinjaman
Masih 3 tahun lagi mba... Tapi udah siap dana Dan jugaa Cari beasiswa maunya kuliah di Turki...Dan itu udah cita2 dia pas SMP, Semoga anak2 Kita bisa sukses ya...
ReplyDeleteInsya Allah terkabul cita-cita anakmu, Mb Utie. Doa kita sebagai orangtua semoga anak-anak sukses menggapai apa yang dicita-citakan.
DeleteKakak keren banget deh, udah keliatan dewasa dan kemungkinan bisa mandiri ya mbak. Bisa mikirin ortu juga di usia yg masih semuda itu.
ReplyDeleteBener ya biaya kuliah dan sekolah anak2 mesti diitung jelas ya mbak biar lebih enak kedepannya
Betul banget, Tante Cindy, biaya pendidikan ini emang penting banget untuk persiapan masa depan anak-anak.
DeleteUdah mau kuliah aja nih mbak putrinya.. Aku pun juga harus siapin banyak hal nih.. Biar ntar lancar semua urusan masuk kuliahnya ya.. Semoga dilancarkan ya...
ReplyDeleteAamiin... aamiin... lancar semua persiapan kita membiayai pendidikan anak-anak kita ya mba.
DeleteDewasa yg pemikiran kaka, kaka memang slalu jadi panutan dlm keluarga, biasanya begitu.hihi
ReplyDeleteAlhamdulillah, kebetulan ini si kaka pengertian banget, Tante. :)
DeleteTerkait biaya kuliah anak, jujur. saya pakai alternatif ke 4. Pinjam bank, disimpan, kapan butuh, tinggal tekan ATM. Pernah dempet kuliah 2 sekaligus. Biaya bulanan, dari sisa cicilan utang. Jadi, kapan mereka minta uang. Tak pernah terhalang. Kayak orang
ReplyDeleteberada ajah. Tapi status sarjana anak, adalah sarjana kredit. He he Pengakuan masa lalu nih. Terima kasih, Mbak Uniek
Mungkin dulu ibu saya juga melakukan yang sama dengan Bu Nur ya heheee. saya kurang tau karena beliau tidak pernah cerita apa-apa. Saya sudah ditinggal bapak saat masih semester 4 kalau tidak salah. Setelah bapak meninggal, ibu saya harus berjuang sendirian untuk membiayai kuliah saya.
DeleteJadi dapat ilmu tentang parenting anak remaja nih. Jadi memang harus bisa jadi teman diskusi yang baik ya dan tidak menghakimi. Keren mbak anaknya ikut Ibunya ya suka menulis juga
ReplyDeleteIya dari kecil ngeliat ibunya demen banget di depan laptop, penasaran dia kalik yaaa... Penasaran dan berujung ikutan menulis juga hehehe...
DeleteMbak uniek itu yang foto berdua sama putrinya kan ya? Ciyusan, gak perez terlihat seperti kakak beradik lo, mbak...
ReplyDeletePutriku masih kecil semua ni, Mbak, belum ada yg kuliah. Jadi dengan baca tulisan Mbak Uniek jadi tahu ilmunya, tinggal prakteknya aja ini.
Anak mbarepku naik kelas XII sekarang mba, jadi setahun lagi bakalan merasakan gimana rasanya si anak mau kuliah. So far sudah punya beberapa pilihan mau kemana, kepastiannya ya let's wait and see. Untuk persiapan, emaknya nih banyak belajar dulu sama yang lebih duluan anaknya pada lulus SMA/SMK.
ReplyDeleteWah, si Kakak solehah permata hati Ayah Bunda...semoga sehat dan sukses ya
ReplyDeleteAku udah mulai siap-siap nih, secara dua tahun lagi nguliahin si sulung. Persiapan biaya kuliah memang mesti dipertimbangkan ya...Semoga anak-anak kita bisa sukses pendidikannya nanti. Aamiin
dengan biaya kuliah byang semakin mahal , memang perisiapannya harus jauh jauh hari ya mbak
ReplyDeletemungkin sudah mulai punya tabungan pendidikan kuliah sejak anak masih SMP
Dewasa sekali anaknya Mbak Uniek.. Shalihah.. semoga kelak jadi orang sukses.
ReplyDeleteMasya Allah dewasa sekali kaka, mau mengalah untuk adik-adiknya.
ReplyDeleteSiapa tahu ada rezeki kejutan dari Allah SWT dibaliknya. Aammin.
Baca cerita mba Uniek seperti berkaca ke diriku di masa depan nanti. Yang harus menyekolahkan anak kembarku barengan nanti. Denger cerita teman, biaya kuliah meskipun negeri sekarang mahal. Harus lewat beasiswa supaya dapat keringanan.
anak sekarang minat mereka beda dengan kita2 dulu
ReplyDeleteapalagi dah zaman smartphone ini mereka makin cepat tanggap dalam teknologi informasi
anak saya SD aja dah paham bikin2 karakter games
katanya mau kerja di bidang itu aja
saya sih ikut aja asal memang itu yg diminatinya
wah luar biasa putrinya, mbak. dewasa banget dan penuh empati. anakku juga cewek cowok nih cuma masih balita. semoga aja nanti keduanya juga bisa mendapat hak pendidikan yang terbaik dari kami sebagai orang tuanya
ReplyDeleteTerharu... Tidak banyak ibu yang mau mengerti dan memahami keinginan dan kemampuan anaknya seperti ini. Padahal dengan cara terbuka seperti ini, potensi anak akan lebih terasah karena diiringi minat yang tinggi. Terima kasih sharingnya. Anakku masih SMP, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Semoga tidak salah pilih untuk masa depannya.
ReplyDelete