Selama ini Kota Semarang dikenal gara-gara 3 hal : panas, lunpia dan Gandjel Rel. Nah, yang ketiga ini kalau nggak salah gara-gara kegigihan para mama blogger untuk menggaungkan kembali nama makanan khas kota ini ke seluruh penjuru dunia, bahkan ke luar negeri. Ada yang paham? 😉
Semarang memang terkenal memiliki cuaca yang cukup panas. Jika kita melihat letak kota ini, wajar saja jika suhu udara lumayan panas karena Semarang merupakan kota pesisir. Rata-rata kota yang berada di wilayah pesisir memeng memiliki suhu lumayan hangat dibandingkan kota-kota lainnya.
Tapi Semarang tuh punya keistimewaan loh. Meskipun berada di wilayah pesisir, Kota Semarang juga punya wilayah perbukitan. Warga Semarang sering menyebutnya dengan kota atas. Keren ya, satu kota aja ada bagian atas dan bawah.
Meskipun harus merasakan hawa super hangat sepanjang hari, bahkan hingga malam hari sekalipun, ada banyak keuntungan bagi warga yang tinggal di kota bawah. Salah satunya adalah kemudahan akses kemanapun, mulai dari ke arah pusat kota, hingga berkeliling di banyak kawasan wisata Semarang.
Menikmati Keindahan Kota Semarang dengan Bersepeda
Banyak yang bilang sejak pandemi muncul, trend bersepeda mulai digemari. Nggak heran dong, mau jalan-jalan takut jadinya bergerombol dengan banyak orang. Paling mudah ya bersepeda, bisa berhenti dimana saja kita mau. Sekiranya ada orang yang tampak bergerombol, kita bisa menjauh.
Alhamdulillah, saat trend bersepeda makin terlihat, keluarga BocahRenyah tidak sampai harus membeli sepeda baru. Ayah sejak lama sudah memiliki sepeda gunung. Adek juga punya, hadiah waktu khitan di saat naik kelas 3 SD dulu. Sedangkan Kakak masih punya sepeda 'jengki' alias sepeda mini (dengan roda ukuran besar) , miliknya waktu masih SD dahulu.
Iya, kedua BocahRenyah memang terbiasa mandiri, bersekolah naik sepeda tanpa harus diantar lagi oleh Ibu. Maklum yaaa... waktu itu Ibu memang masih ngantor, jadi Kakak dan Adek harus mandiri sejak kecil.
Sepeda-sepeda itulah yang saat ini berjasa untuk digunakan puter-puter kota sebagai wujud wisata keluarga. Enak loh berada dalam satu rombongan keluarga dan muterin Kota Semarang secara santai. Kalau enggak pas pagi hari, ya sekalian sore hari menjelang senja.
Mana saja sih tempat-tempat yang asyik dikunjungi ketika keliling Semarang bersama keluarga?
Rata-rata, wisata menarik yang ada di Semarang berbentuk bangunan bersejarah. Banyak sekali bangunan cantik peninggalan jaman Belanda yang masih ada hingga kini. Kota Semarang juga rajin berbenah dan mempercantik berbagai penjuru kotanya. Kota Lama yang dulunya terbengkalai, perlahan-lahan kembali menjadi magnet wisata.
Saat bersepeda bareng Adek (saat ini Kakak masih di pondok pesantren), Ibu sering mengajak untuk mengelilingi berbagai tempat yang berkaitan dengan kehidupan beragama yang majemuk. Mau tahu apa saja?
Pecinan
Salah satu bagian Kota Semarang yang cukup populer adalah Pecinan. Sebagai kota tempat berbaurnya berbagai kebudayaan dari para pendatang di masa lalu, maka keanekaragaman agama menjadi ciri khas kota ini.
Di salah satu bagian kota ada yang namanya Pecinan, wilayah hunian para keturuan Cina/Tiongkok. Ada juga Pekojan yang dihuni orang-orang Koja, keturunan Arab yang berasal dari negara selain Arab Saudi. Ada juga Pendrikan, yang berasal dari kata Prins Hendriklaan di jaman penjajahan Belanda dulu.
Nah, salah satu yang menyenangkan ketika puter-puter di Pecinan, kita akan menemukan dominasi warna merah. Di Pecinan memang terdapat beberapa kelenteng yang hingga kini masih terawat. Salah satu kelenteng tertua ada di daerah Gang Pinggir, kelenteng ini bernama Kelenteng Ling Hok Bio. Walaupun tidak bisa masuk ke dalamnya, namun dengan mengajak Adek melihat bangunan ini, Ibu bisa mengajarkan tentang perbedaan yang memperkaya negara Indonesia.
Muslim merupakan mayoritas penduduk di Kota Semarang, namun lihat saja, kehidupan beragama di kota ini sangat semarak. Saat Tahun Baru Cina, seluruh kota merasakan gegap gempitanya perayaan Imlek. Begitu pun saat Idul Fitri, tak hanya orang Islam yang memeriahkan suasana, semua orang seakan larut dalam kebahagiaan muslim yang telah menyelesaikan satu bulan penuh masa berpuasanya.
Kelenteng Ling Hok Bio bisa ditempuh melalui jalan utama setelah Kampung Semawis. Lurus saja mengikuti jalan utama maka kita akan tiba di Gang Pinggir. Ada 2 kelenteng besar yang berada di jalan tersebut.
Kauman
Awal mula pusat keagaman Islam di Semarang ya di wilayah Kauman. Ada masjid besar pertama yang ada di situ, orang Semarang menyebutnya dengan Masjid Kauman.
Salah satu ciri pusat pemerintahan di masa lalu adalah letak berdampingan antara masjid besar, pasar induk, kantor pos besar dan alun-alun. Maka tak heran jika di depan Masjid Kauman kita bisa menemukan alun-alun besar. Saat ini alun-alun tersebut telah direnovasi dan menjadi tempat yang menyenangkan untuk berkumpul ataupun berolah raga.
Alun-alun Masjid Agung Semarang ini bisa ditempuh melalui jalan utama yaitu Jalan Pemuda, bisa juga dari arah Bubakan melalui Jl. Agus Salim. Coba deh sepedaan bareng keluarga ke sana di senja hari, indah banget loh nungguin sunset di situ.
Kota Lama : Little Netherlands
Selain menikmati tempat-tempat yang berkaitan dengan kehidupa keagamaan, kita juga bisa loh menikmati Kota Lama. Bahkan Semarang mendapatkan julukan Little Netherland karena kentalnya nuansa bangunan peninggalan Belanda di seluruh penjuru area tersebut.
Mengitari Kota Lama nggak bakalan bosen deh. Sekarang sudah baguuuss banget penataan kota di area ini. Jalanan sudah diperbaiki, kabel-kabel listrik yang silang sengkarut sekarang sudah ditiadakan, ditata di bawah tanah agar tidak mengganggu pemandangan.
Mau foto di mana aja deh bakalan bagus jadinya saat kita mengitari Kota Lama. Untuk sampai ke sini pun sangat mudah. Yang dari arah Barat bisa ke sana melalu jalan besar Jl. Pemuda, sedangkan yang dari arah Timur bisa lewat Jl. MT. Haryono (Mataram).
Gimana, tertarik untuk menikmati Kota Semarang dengan bersepeda? Boleh loh ntar colek-colek keluarga BocahRenyah, kumpul di mana gitu terus gowes bareng. Ditunggu yaaa...
lumpia semarang itu salah satu makanan fav aku mbak, duh nikmatnya sampe ke sini pas ngebayanginnya :) apalagi sama acar dan bawangnya duh nikmat banget
ReplyDeleteAsyiikkk ya Mbaaa
ReplyDeleteSemarang nih hawanya 11-12 ama Suroboyo ya?
Panasss, kemringet gitu rasanya
Tapi teteupp, enjoy lah kalo sepedaan keliling kota ye kaan
Mudah2an covid cepet ilang ya dari muka bumi biar bisa jalan2 ke Semarang. Ternyata cakep juga Kota Semarang ya mbak. Banyak spot2 oke.
ReplyDeleteAduh sedihnya aku gak bisa sepedaan. Padahal seneng banget ya bisa sepedaan bareng keluarga. Paling enak mungkin pagi hari, sepedaan sambil menikmati sejuknya udara pagi.
ReplyDeleteWaktu ke Semarang aku cuma sempat mengunjungi Sam Poo Kong aja sebentar, habis itu pulang.
mau aku mau, ky gini, cuma sayang aku belum bisa kemana2 soalny ada dua balita d rumah, belum ada yg mu megangin mereka kalau aku sepedahan, hehehe
ReplyDeleteSERRUUUUUUU keliling kota semarangg. tertarik banget, ku jg suka liat temenku di smg jalan2 keliling kotaa.. hepi.
ReplyDeleteAsyik banget keliling Semarang naik sepeda 😍 aku udah setahun lebih punya sepeda tapi belum lancar gowes, belum berani ke jalan raya 😁
ReplyDeleteBtw Denpasar lebih panas dari Semarang, Mbak... Kukira dulu Semarang udah paling panas, sering ndresulo pas dulu kepanasan di Semarang 😁🙈
Huhuuuee sediiih nggak bisa sepedaan sementara ini, gara-gara jempol yang masih butuh perawatan.
ReplyDeleteKapan-kapan mau dong ikutan sepedaan ke kota lama. Atau sampai alun-alun juga boleh, udah lama gak kesana
Saya bakal minta diboncengin aja, deh. Trauma naik gowes sepeda sendiri. Apalagi bersepeda di tempat ramai :D
ReplyDeletePasti asyik bisa sepeda bareng sekeluarga ya, Mbak. Seru bisa menjelajahi tempat menarik di sekitar kita. Bagi saya, Semarang itu kaitannya dengan hawa panas, lunpia dan ikan bandeng juwana, Mbak :)
ReplyDeleteAsik banget bisa sepedaan keliling Semarang, aku baru tahu ada Little Netherland ya mbak apalagi banyak bangunan Belanda gitu ya mbak.
ReplyDeleteWaaah..senengnya adik bisa rutin sepedaan dg ibu ya sekarang. Ah, Kota Semarang memang ngangeniii..
ReplyDeletePengin juga sepedaan sekeluarga gitu.. Tp sayangnya sepedanya masih kurang. Nabung dulu nih buat beli sepeda... Lagian Faruq jg masih terlalu kecil, blm bs sepedaan sendiri. Paling ya dibonceng...
ReplyDeleteHuhuuuu, ga kuat akutu di Semarang panasnya. Kemaren ntu, keliling2 pake motor, puas, keluar masuk kafe, jajan2, kulineran dibonceng temen. Kalo dah ngobrol suka lupa pepotoan dan ke tempat wisata, enaknya mojok ngopi hahaa.
ReplyDeleteNext ke Semarang lagi, mbonceeng pake sepeda yaak.
Harus pagi banget, or sore sekalian, Teh. Tapi memang pas Teh Nchie datang itu lagi hot hotnya Semarang. Bisa sampai 39 derajat loh waktu itu.
DeleteAsyik banget bisa sepedahan bareng keluarga nih..Aku sudah lama banget engga naik sepeda. Palingan anak-anak aja yg suka sepedahan..
ReplyDeleteBelum pernah ke Semarang nih, moga bisa ada kesempatan dsn rezeki bisa berkunjung ke sana, di sini juga makin banyak nih yang sepedahan keliling kota
ReplyDeleteWah alun-alun masjid kauman sudah dibuka ya, kupikir masih pembangunan. Nanti lihat-lihat kesana ah.
ReplyDeleteSelama pandemi ini sepedaan cuma di sekitar kompleks aja soalnya jauh banget dari Pudak Payung pulangnya bisa pingsan hihihi
ReplyDeleteKalau ada kota semangat pasti ingetnya sama mbak uniek. Auto inget ya btw mbak uniek kalau sepedaan asyik sambil mengelilingi kota Semarang.
ReplyDeleteUdah lama gak ke semarang, kangennyaa dengan suasana ramai simpang lima. Semoga pandemi ini segera usai
ReplyDeleteKalau aku ke Semarang ada sewaan sepeda gak sih mbak? jalan-jalan naik sepeda bareng yuk nanti, tus pakai dressoce yg itu tuh.....
ReplyDeleteAdanya sewa di sekitaran Kota Lama, untuk puter2 sana aja sih. Ga tau ya kalau yg boleh sewa harian. Ntar pinjem sepedanya Faris aja.
DeleteBesok-besok nek pas sepedaan sekalian tulisin tentang kulinernya sekalian ya mbak, biar jadi referensi kalau pas olah raga pagi di Semarang
ReplyDeleteKebetulan sepedaannya emang niat untuk olahraga, bukan untuk njajan je, jadi yo ga kepikiran ya lihat-lihat kulinernya. Boleh nih idenya. Siap membulat perut dan kempol together laahh :))
DeleteAsyik banget ini ya, selama pandmei tetep bisa menikmati kota semarang dengan bersepeda ya mbak. Bareng anak anak pula. Kompak. Semoga semua tetap sehat ya mbak.
ReplyDeletewah mau ah..kapankapan kalau pas ke Kota Semarang, sewa sepeda, terus eksplor objek-objek wisata yang ada di sana, sambil menyempatkan diri untuk kulineran juga pastinya.
ReplyDeleteMasyaAllah sampai mana-mana Dek. Ajakin dong ahahah. Bareng keluarga makin seru banget ya. Olahraga yang berfaedah sekaligus berwisata.
ReplyDeleteSpot foto jendela yang ada akarnya ini ikonik bgt di Kota Lama. Jadi pengen ke kota lama bawa sepeda nihh bulik.. Xixixixixi. Tp nunggu lahiran dl deh 🤣🤣🤣
ReplyDeleteIni serius dari rumah, kak Uniek?
ReplyDeleteAku belum pernah sepedaan sampai kota, karena rumahku di Bandung Utara, heuheu~
Datar siih...jalannya.
Bisa dicoba niih...pengalaman kaya kak Uniek dan keluarga.
Selama pandemi ini bersepeda mulai hits lagi ya. Cari track ke tempat yang ngga teralu ramai. Seru mengitari Kota Lama.
ReplyDeleteSoalnya mau olahraga yang lain susah, Zia. Ke gym nggak bisa, renang belum boleh, ke lapangan juga ketat aturannya. Paling gampang ya itu sepedaan jadinya. :)
DeleteYupz. Yuni suka sekali menghabiskan waktu di kota lama. Bahkan dulu sebelum pandemi, yuni suka ke pecinan pas akhir pekan. Malam hari. Bisa kulineran di sana. HEhehe...
ReplyDeleteBersepeda sambil berwisata sejarah, mengenal yang sudah ada lebih dulu itu seru ya Mba. Edukasi yang menyenangkan bareng bocah.
ReplyDeleteWah sepertinya seru juga ya jalan-jalan di Semarang dan menikmati kota lamanya dengan bersepeda gitu. Jadi lebih menyehatkan saja nih:)
ReplyDeletepernah ke Semarang tapi cuman numpang lewat krn melalui jalan darat menuju Jogja, waktu itu tol blm ada jadinya lewat jalur biasa yg melewati semarang. Inginnya jalan-jalan ke Semarang, jika sudah terbebas dr pandemi
ReplyDeleteWah iya ya ngga kpukiran nih ngajakin anak2 buat mainan sepedaan di kota lama. Padahal asyik ya bs sambil wisata sejarah.
ReplyDelete