Tau kah kau bahwa diriku sangat berdebar luar biasa menunggu kehadiranmu. Di tengah derasnya kucuran hujan yang seakan bersuka ria menanti datangmu, segala rasa cemas dan sakit bercampur baur dengan kebahagiaan yang sebentar lagi akan kurasakan.
Pangeran Hujanku... anak lelaki tersayangku...
Nama lengkapmu mengandung arti kata pangeran yang lahir di saat hujan deras, yang derasnya semoga sama dengan rezeki yang kaubawa. Di sini ibu tak akan membincangkan tentang detail namamu, namun justru hujan bahagia yang ayah dan ibumu rasakan. Kehadiranmu makin melengkapi kebahagiaan ayah dan ibu yang lima tahun lalu telah menghadirkan kakak perempuan untukmu. Ya, Nak... kaulah pangeran yang ditunggu putri soleha, cantik, sehat dan pintar itu untuk makin memeriahkan kehidupan ayah dan ibu.
Kau memang tak secepat kakakmu saat belajar bicara. Bahkan hingga dua tahun kauhabiskan masa bermain di PAUD kau tetap tak mau bicara kepada gurumu. Padahal di rumah hingar bingar kaunyanyikan semua lagu yang diajarkannya... kau lantunkan doa sebelum makan, doa sebelum tidur, Al-Fatihah dan aneka bacaan yang diberikan Bu Guru. Kau memang istimewa, Pangeran Hujan. Hanya dengan ibu dan orang-orang di rumah saja kau mau membagikan berbagai kemahiranmu dalam banyak hal.
Ibu tak begitu suka seremoni macam-macam termasuk merayakan ulang tahun. Bagi ibu semua hari itu istimewa, termasuk hari-hari dimana engkau belajar bergerak, merangkak, memanjat rak buku, menunjukkan amarah dan mengamati segala hal di sekitarmu secara seksama. Berbeda dengan kakakmu yang keahlian bicaranya di luar rata-rata, kau lebih detail dalam rancang bangun dan refleks motorik yang presisi. Kau sudah mampu mengendalikan sepeda roda tigamu dengan lincah tanpa menabrak meja dan kursi di saat kakakmu hanya mampu menatapmu dengan kagum. Bahkan imajinasimu setara JK Rowling saat melihat sapu lidi. Mau belajar terbang naik Nimbus ya, Sayang? ;)
Kau adalah pengimbang sempurna untuk kakakmu yang tidak hanya penuh kejutan namun slebor luar biasa itu. Kau tumbuh menjadi anak lelaki yang super rapi dan perfeksionis, yang mana hal itu kadang-kadang mengganggu ibumu ini yang pada dasarnya sama slebornya dengan kakakmu :)
Oh Pangeran Hujan cintaku... tangismu yang tak mau berhenti saat harus ditinggal di sekolah sendiri itu sungguh menggemaskan. Kenapa sih kau tak seperti kakakmu yang sejak usia 3 tahun dulu sudah mandiri? Ibu harus berangkat ke kantor Nak, tak bisa menungguimu terus menerus...
Ibu terlalu egois ya Nak... menuntut banyak hal padamu... membandingkan dirimu dengan kakakmu. Padahal kalian berdua sama hebatnya dan sama istimewanya bagi ibu.. bagi ayah juga tentunya. Ah, ibu harus banyak belajar dari karakter kalian masing-masing. Kalian berdualah sumber kebahagiaan ibu yang sejati. Apalah kerja dan teman yang ibu miliki bila ibu tak bisa membahagiakan kalian.
Pangeranku sayang... apakah selama ini kau tau bahwa ibu sayang dan cinta padamu? Pada kakakmu juga? Bahkan saat kalian terlelap tak ada habisnya ibu pandangi wajah kalian yang sungguh membawa kedamaian. Sama... sama betul dengan saat ibu memandang wajah kalian sesaat setelah kalian hadir di muka bumi. Ibu selalu jatuh cinta berkali-kali saat memandang wajah kalian.
Pangeran Hujan... semoga kau bisa menjadi anak yang nantinya bangga pada diri sendiri. Jangan pikirkan kebanggaan ayah dan ibumu, Nak. Sepanjang kau bahagia dan suka cita, ayah dan ibu akan ikut bergembira. Lantunkan lagumu sendiri, Nak. Tetapkan langkah sesuai kehendakmu, Cintaku. Asalkan masih sesuai dengan jalan Ilahi tak akan ibu halangi.
Arungilah lautan hidupmu penuh keberanian, Pangeran. Tunjukkan pada dunia bahwa hujan yang kaubawa ke bumi ini adalah hal terbaik yang bisa kauberi. Doakan selalu ayah dan ibu nantinya ya Nak, sama seperti doa tulus yang selalu kami panjatkan pada Ilahi Rabb untuk semua kebaikan yang telah Ia amanatkan pada kami untuk disematkan pada jiwa ragamu.
Dari ibumu yang hanya bisa mencinta melalui racauan tak terkira
Sabar...sabarlah menghadapi ibumu ini ya Nak... kini hingga nanti
Terharu... komentar klise yang .. emang menggambarkan 'dalamnya' rasa cintamu itu mbak Uniek
ReplyDeleteTidak akan ada habinya jika kita membicarakan tentang anak-anak kita
ReplyDeleteUngkapan rasa cinta yg indah buat Sang Pangeran hujan...
ReplyDeleteAamiin untuk semua doanya...
pangeran hujan...cakeeeep namanyaaaa...semoga menag maaak :)
ReplyDeletePangeran Hujan, imajinasimu tinggi sekali. Kapan main ke Malang dengan menaiki sapu terbangmu?
ReplyDeleteMakasih Mbak atas partisipasinya ;-)
Fariiiiiiiissss....ponakan ate yang menggemaskan. Tetap jadi pangeran di hati ibumu, ya, Nak :*
ReplyDelete