Anak Indonesia yang gembira dan bahagia itu ada di mana-mana. Di ujung gang sedang bermain petak umpet, di lapangan sepak bola berbalur lumpur, di persewaan PS sedang asyik dengan gamesnya, atau bahkan di tengah tumpukan sampah sedang mengais sandal bekas untuk dijadikan mobil-mobilan.
Gembira dan bahagia yang mereka rasakan itu tak bisa tertandingi oleh apapun. Bahkan oleh perbedaan materi yang dimiliki oleh orang tua masing-masing.
Di salah satu sudut rumah yang saya tinggali, nampak anak kedua saya, Faris, sedang asyik dengan die cast-nya. Mainan seri Chuggington yang dibeli oleh Ayah, meskipun sudah diskon 70 persen, tetap saja menurut saya harganya mahal sekali. Bisa untuk beli sepasang sepatu sekolah ;)
Di lain kesempatan, Faris asyik 'nguplek' di dekat kebun, sibuk dengan mainan barunya yang berasal dari kulit jeruk Bali. Keluarga kami jarang sekali makan buah ini, selain memang tidak selalu tersedia setiap saat di warung, rasanya yang ada pahit-pahitnya sedikit itu membuat saya kurang menyukainya.
Oleh uti (nenek) kulit jeruk ini dipotong-potong dan dijadikan mobil-mobilan. Waaah, Faris tentu saja senang sekali. Udah deh, tali sepatu yang ada di dekatnya langsung menjadi korban. Ambil satu dan ditalikan di ujung mobil-mobilan baru. Nggak ingat waktu itu tali sepatu milik siapa :)
Kalau Faris suka bermain dengan mobil-mobilan, beda lagi dengan kakaknya. Vivi lebih suka otak-atik blognya dan membaca. Saat di depan komputer, sepertinya waktu tidak berputar, semua hal lain terabaikan. Susahnyaaaa minta ampun saat diajak beranjak dari depan komputer.
Begitu juga bila sudah asyik dengan buku bacaannya. Setumpuk buku sudah membuatnya lupa akan banyak kewajiban yang harus dilakukannya. Saya harus berulang-ulang memintanya ini dan itu saat waktu makan maupun sholat telah tiba. Yaaah...namanya juga anak-anak, mau gimana lagi *sok wise sambil garuk-garuk aspal
Benarkah hanya itu saja dunia anak-anak? Bermain, gembira dan bahagia? Tidak adakah lainnya yang mampu mereka lakukan selain bersenang-senang?
Pikir saya juga begitu. Sampai suatu hari datanglah setumpuk kartu pos. Saya memang senang bertukar kartu pos dengan siapa saja dari berbagai belahan dunia. Vivi suka ikut-ikutan memperhatikan dan membaca isi kartu pos milik saya ini. Dan kali ini dia cukup bersemangat memberikan laporan.
"Bu, nih kartu posnya banyak. Tapi ada satu yang salah alamat."
Segera saya perhatikan kartu pos yang salah alamat tadi. Wiiiihh...bagus bener gambarnya. Bus tingkat warna merah merupakan salah satu icon kota London. Saya belum pernah mendapat kartu pos dengan gambar bus merah ini. Jadi ngiler pengin nyimpen ;)
"Ayo Bu kita anterin ke alamat yang bener. Tuh alamatnya di Griya Prasetya Selatan, aku tau tempatnya. Yok ntar abis maghriban kita anterin aja."
Lah, jadi sadar, bener juga yaaaa... Kartu pos ini bukan hak saya. Di bagian belakangnya ternyata tercantum ucapan selamat mempersiapkan pernikahan. Jadi tau kalau si pemilik kartu pos ini sebentar lagi akan menikah :)
Jadilah selepas maghrib saya dan Vivi berboncengan mencari alamat rumah yang tertera di kartu pos itu. Memang tidak jauh, tak sampai lima menit kami sudah sampai di sana. Kartu pos itu diterima oleh ibu dari si pemilik kartu pos tersebut.
"Matur nuwun lho Bu, ini sudah ditunggu-tunggu oleh anak saya. Dikirimi sama temannya yang lagi kuliah di London. Teman-temannya yang lain sudah pada dapet kartu pos, dia koq belum sendiri."
Satu kebaikan yang sepertinya kecil tak bernilai, ternyata berefek luar biasa bagi orang lain. Coba saja kalau Vivi meminta saya untuk menyimpan saja kartu pos itu, betapa merananya si penunggu kartu pos tadi.
Anak Indonesia yang gembira dan bahagia pasti memiliki potensi kebaikan di dalam dirinya. Apapun itu.
Penyesalan akan harga die cast Chuggington, beban listrik dan koneksi internet yang berbanding terbalik dengan kepedulian Vivi, tumpukan buku yang menyita perhatian Vivi, langsung terobati dengan melihat efek gembira dan bahagia yang ditunjukkan oleh putri tersayangku itu.
Semoga makin banyak kebaikan yang muncul dari dirimu, anakku sayang. Begitu juga dengan anak-anak di seluruh Indonesia.
Selamat Hari Anak Nasional....
Vivi so sweet dehh..slmt hri anak nasional yaaa
ReplyDeletembak Uniek, OOT
ReplyDeleteselain tulisanmu yang selalu gurih dan renyah ini, ada satu yang mau aku komentarin, ini pengalaman pribadi
Kemaren dapat masukan.. lupa dari mana, yang jelas beliau hypnotherapis,
malahan diberitahu, saat si mbak Vivi ini asyik dengan komputernya - sama dengan anak anakku - maka ia berada di alam bawah sadarnya
Sekalian mbak Uniek beri masukan positip padanya - misal :"Duuh, mbak Vivi ini kalo di depan komputer keren banget deh, fokus banget, jadi bisa gampang nerima kalo Ibu sedang minta tolong. Untung mbak Vivi cantik senang belajar, rajin sholat dan ... (apa gitu kek), jadi Ibu rela deh, kalo mbak Vivi di komputer. Tapi sekarang Ibu mau minta tolong..... dulu yaaa..."
Selamat hari anak nasional...
ReplyDeleteBisa koq Mb Tanty, kadang-kadang di tengah asyik dg komputernya saya minta tolong beliin tempe ke tetangga, mau dia. Yg agak susah klo yg ingetin orang lain, ya utinya atau budhenya. Beeeehhh...responnya tak bisa dijabarkan deh :)
ReplyDeleteVivi keren :")
ReplyDeleteWah, Vivi juga rajin ngeblog? Keren banget deh, Nak. Kakak Intan, anak Tante Al, punya blog, tapi jarang banget dia ngurusinnya. *Lho kok malah curhat toh?*
ReplyDeleteSelain smart, Vivi juga punya keluhuran budi dan kepedulian yang luar biasa ya, Mak. Selamat hari anak nasional, anak-anak Indonesia!
Nice post, Mak Uniek! :)
Vivi keren.. Faris jugaa.. salam dr Daffa dan Abyan yaa.. hugs dr aunty Noe.
ReplyDelete*mewek pingin cpt pulang mau peluk anak2*
Selamat hari anak Nasional...
Vivi...... I love u full ^-^
ReplyDeleteMoga2 nanti dek nadia jg jago nulis kya mbak vivi..mupeng liat vivi yg keren
wah aku dulu waktu masih kecil juga bikin mobil-mobilan dari kulit jeruk bali. Makanya klo pas beli jeruk bali, aku ngajari anak2ku bikin mobil2an, seneng mereka :)
ReplyDeleteSelamat Hari Anak Nasional, Vivi dan Faris :)
ReplyDeleteTetaplah menjadi bintang yang benderang bagi orangtua.
Wuiiih ....! ^_^
ReplyDeleteWuihhhh... aku sedang menunggu saat-saat anakku sudah bisa nulis di blog Mbak Uniek :lol: Tapi jangan-jangan nanti jadi rebutan ya laptopnya hahahaha... Keren banget Vivi. Faris jugaaaa. Kreatif itu tali sepatu siapa, Nak, yang dipake? :lol: Kasian, nyariin tuh :lol:
ReplyDeleteSelamat Hari Anak Nasional ^_^
Vivii.. Faris selamat hari anak yaaa Thifa sering nyebut2 nama Mbak Vivi lho di rumaah
ReplyDeleteTerima kasih, Tante Al, Vivi lagi belajar jadi anak baik nih ;)
ReplyDeleteVivi sebenarnya kurang update postingan blog, dia lebih suka utak-atik template dan mbuatin template untuk teman2nya.
Tante Echa juga keren
ReplyDeleteIya nih Mak Carra, Vivi sampai dijatah pake komputer sendiri biar enggak rebutan sama emak bapaknya hehehee...
ReplyDelete